Labuhanbatu, TRIBRATA TV
Para pelaku penganiayaan wartawan media online di Labuhanbatu diduga telah merencanakan aksi itu sebelumnya.
Hal ini diketahui saat Polres Labuhanbatu melaksanakan pra-rekontruksi untuk melengkapi proses penyelidikan penganiayaan yang dialami wartawan matatelinga.com, Abi Pasaribu.
Abi dikeroyok oleh sekelompok pria tidak dikenal pada Jumat (19/8/2022) sekira pukul 00.15 WIB di kantor bersama Bravo 5, Pers Police dan For-win Jl. Jend. Ahmad Yani, Perum. Ganda Asri 2, No. 16, Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu.
Dalam pra rekontruksi, Sabtu (20/8/2022) para saksi mata menerangkan kedatangan para pelaku dengan membawa kayu yang sudah dipersiapkan di baju dan jaket para pelaku.
Dalam adegan pra rekontruksi, Satpam menerangkan awalnya para pelaku masuk dari pintu gerbang utama komplek perumahan sebanyak 6 orang dengan 3 sepeda motor secara berboncengan masuk bergantian.
Selanjutnya satpam perumahan, bermarga Harahap yang saat itu berjaga hendak menegur para pelaku, akan tetapi saat itu seorang diantaranya menghampiri penjaga tersebut dan langsung mencegah satpam untuk menghampiri para pelaku. Pria itu (Mr. X) ternyata kenal sama satpam yang merupakan tetangganya.
Setelah 6 orang masuk dengan mengendarai 3 sepeda motor, Mr.X tersebut menahan satpam untuk tidak mengejar para pelaku dan memaksa untuk terus mengobrol.
Selanjutnya setelah di Tempat Kejadian Perkara (TKP) saksi lain, Andi damanik yang saat itu mengawani korban melihat kedatangan ketiga sepeda motor yang masuk dan mendekati mereka. Lalu tanpa banyak tanya, 3 pelaku yang dibonceng tersebut mengeluarkan potongan kayu dari balik bajunya dan langsung memukul korban secara serentak.
Sementara itu, 3 orang lainnya mengancam agar Andi Manik untuk tidak ikut campur.
Setelah korban babak belur dipukuli pakai kayu, para pelaku langsung melarikan diri melalui gerbang yang sama, selanjutnya tidak berapa lama Mr, X tersebut pergi juga.
Pra rekontruksi ini berlangsung dalam 11 adegan yang diperankan oleh para anggota kepolisian berdasarkan keterangan para saksi-saksi. (Harris N Tambunan)
