Batu Bara, TRIBRATA TV
Puluhan massa mendatangi lokasi kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) Sosialisasi Pengelolaan Pajak dan Restribusi Desa yang dilaksanakan PAPDESI (Perkumpulam Aparatur Pemerintah Desa Seluruh Indonesia) Batubara pada Senin (27/12/2021) kemarin.
Kedatangan massa yang mengatasnamakan GAGAK (Gerakan Anti Geram Anti Korupsi) ini karena menilai kegiatan tersebut hanya sebuah modus untuk melakukan pungutan liar kepada Kepala Desa di Batu bara, yang mengikuti kegiatan itu.
Hal ini disampaikan Nanda Erlangga selaku kordinator aksi, saat dikonfirmasi terkait aksi tersebut, Selasa (28/12/2021) siang.
“Iya bang. Semalam aksi kita itu. Langsung kita datangi ke lokasi acara, di Singapur Land,” aku Nanda, diawal saat dihubungi.
“Rp5 juta setiap peserta (Desa). Kita dapat informasi, seluruh Desa se-Kabupaten Batu Bara yang berjumlah 141 desa diwajibkan ikut dalam kegiatan tersebut, mengirim sekretaris dan bendaharanya. Dan dari jumlah kutipan itu, kita dapat informasinya lagi, PAPDESI Batu Bara diduga kuat mendapatkan “jatah” Rp500 ribu dari setiap peserta,” ungkapnya lagi.
Selain itu, lanjutnya, pihak PAPDESI Batu Bara dan EO (pihak penyelenggara,red) diduga kuat tidak memberikan fasilitas terbaik kepada peserta kegiatan, dalam hal fasilitas kamar hotel.
“Seharusnya, dengan jumlah kutipan Rp5 juta per desa, setiap kamar diisi 1 orang. Tapi kenyataannya, kami dapat informasi lagi, 1 kamar hotel itu diisi 2 orang. Di sini juga tercium aroma permainan kotor antara PAPDESI Batu Bara dan pihak EO. Kasihan para Kepala Desa,” terangnya lagi.
“Kami akan melakukan aksi lanjutan ke Polres Asahan dan Kejari Batubara, rencananya besok (Rabu, 29/12/2021) bang. Kami minta pihak Kepolisian dan Kejaksaan mengusut tuntas masalah ini. Kalau perlu ke Poldasu dan Kejatisu,” aku Nanda mengakhiri dari seberang telepon, sekira pukul 14.10 WIB.
Sementara itu, hingga berita ini dikirimkan ke meja Redaksi, nomor seluler/Whatsapp milik Ketua PAPSESI Batu Bara, Syarifudin Lubis tidak aktif. (Gon)
