Serdang bedagai, TRIBRATA TV
Gedung Instalasi Farmasi milik Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) yang baru beberapa bulan selesai dikerjakan, sebagian kondisinya retak-retak.
Gedung yang berada di Kompleks Pemkab Sergai ini dikerjakan diujung tahun 2019. Proyek pembangunannya diduga lemah pengawasannya sehingga baru beberapa bulan dipakai, bangunannya kian hari kian banyak yang retak.
Jika kondisi ini tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan akan memakan korban jiwa bila roboh karena kondisi cuaca saat ini tidak menentu dengan seringnya hujan lebat dan angin kencang.
Kepala Dinas Kesehatan Sergai, dr Bulan Simanungkalit, Selasa (24/11/2020) tidak dapat dikonfirmasi. Menurut Darman, staf Dinas Kesehatan, Kadis sedang mengikuti pertemuan di Medan.
Staf Subag Keuangan dan Perlengkapan ini juga mengatakan kalau proyek gedung instalasi farmasi itu baru dibayarkan 50 persen ke rekanan karena keterlambatan pengerjaan.
“Ini jadi utang pemkab karena ini tanggungjawab pemkab,” katanya lantang.
Sementara Kasi Kefarmasian, Alkes dan PKRT, Firmab Hulu mengatakan hal ini (proyek gedung farmasi-red) adalah tanggungjawab Kadis. “Tanyakan saja pada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), saya tidak ada terlibat dalam hal itu,” kata Firman.
Menanggapi hal ini, Ketua PKN (Pemantau Keuangan Negara) Sergai, Prayuka Uganda SE minta KPK mengusut proyek pembangunan gedung tersebut. “Proyek itu menggunakan uang rakyat yang bersumber dari DAK 2019 dengan nominal Rp3,9 miliar yang dikerjakan kontraktor CV Matio New Generation Corporation,” katanya.
Ia mendesak Dinas Kesehatan Sergai transparan agar tidak ada penyewengan dalam pelaksanaan proyek itu.
Menurutnya rekanan dan dinas terkait harus bertanggung jawab bila terjadi sesuatu hal atas bangunan tersebut. “Jangan menunggu rusak atau roboh yang akhirnya akan merugikan negara dan jangan sampai menelan korban bila terjadi tembok roboh dan makin memperluas kerusakan,” tehas Yuka. (Willy Lubis)
