IMG-20240501-WA0019

Harga Beras Melonjak, Asisten II Sarankan Warga Tanam Makanan Pokok Lain

IMG-20240409-WA0076

Sitaro, TRIBRATA TV

Harga beras si sejumlah pasar di Kepulauan Sitaro mengalami kenaikan hingga hari ini Senin (2/10/2023).

IMG-20240227-124711

Menanggapi hal itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menyebut kenaikan harga beras yang terjadi di dunia membuat harga di dalam negeri jadi semakin mahal.

Harga beras naik karena imbas dari beberapa negara yang menghentikan ekspornya. Selain itu karena produksi padi yang tengah menurun imbas fenomena El Nino.

“Kenaikan beras ini karena dampak El Nino, serta adanya pembatasan import dari negara produsen beras dalam menghadapi dampak El-Nino. Sehingga pangan dunia juga terganggu, negara negara penghasil beras terancam apalagi di musim kemarau, itulah yang menyebabkan pasokannya berkurang,” ujarnya.

Berdasarkan hal ini, Asisten II Agus Tony Poputra saat dihubungi oleh media, ia mengimbau masyarakat untuk tidak bergantung dengan beras sebagai makanan pokok.

Dia menyarankan warga Kepulauan Sitaro mulai membiasakan makan makanan pendamping beras dengan menanam makanan lokal. Ada sejumlah makanan pokok yang bisa digunakan sebagai pendamping beras.

“Beberapa waktu lalu sudah disampaikan kepada para Kapitalau, kalau bisa silahkan tanam umbi- umbian di pekarangan. Ini sebagai warning karena kita selalu tergantung pada beras, at least ada penghematan dan efisiensi juga untuk tanah yang kosong bisa digunakan untuk menanam bahan pokok lainnya sehingga tidak membebankan keadaan rumah tangga, “katanya.

Adapun Poputra menjelaskan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro menjamin stok beras ketahanan pangan di Sitaro aman. 

“Lewat bantuan dari dinsos itu ada pembagian-pembagian beras, saat ini sedang diupayakan untuk menggunakan beras cadangan yang diberikan oleh pusat. Penyalurannya akan menyasar kepada kampung dan kelurahan,”tukasnya.

Poputra berharap masyarakat jangan hanya bergantung dengan beras. Karena dalam kondisi seperti ini kita bukan penghasil beras.

“Coba kita perbiasakan menggunakan lahan-lahan kosong disekitar kita itu untuk tanaman pangan, bukan sekedar tanam bunga bunga. Tapi bisa tanam umbi, singkong, jagung, termasuk juga rempah-rempah yang bisa ditanam di polybag atau pekarangan, itu kan menghemat biaya hidup,” tanbahnya.

Diakui Asisten II, masyarakat masih kurang pada saat ini atau belum terbiasa dengan makanan pendamping beras. Namun, dia yakin jika masyarakat mau makan makanan pokok lain, lambat laun akan terbiasa. Ini sebagai cara agar masyarakat tidak bergantung dengan beras yang harganya kini merangkak naik. 

“Cuma ini kurang kesadaran karena semua gampang didapat, tingkat upaya masyarakat untuk membantu ekonomi rumah tangganya itu sangat terbatas, itu yang perlu kita bangun yakni kesadaran masyarakat bahwa dengan menanam itu bisa menghemat biaya dan waktu, tidak lagi perlu membeli cabe, tidak perlu lagi membeli ini itu dalam waktu yang lama, ada penghematan yang terjadi, “tuturnya.

Diketahui baru-baru ini Pemerintah Daerah telah menyalurkan cadangan beras pangan (CBP) ke Kampung dan Kelurahan. Dengan harapan melalui pendistribusian CBP ini dapat menjamin ketahanan pangan masyarakat di Kepulauan Sitaro. (jemi lahutung)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *