IMG-20240501-WA0019

Polisi Kawal Unjukrasa Warga Kintap di DPRD Kalsel

IMG-20240409-WA0076

Banjarmasin, TRIBRATA TV

Ratusan warga Kintap, Kabupaten Tanah Laut melakukan unjuk rasa (Unras) di depan gedung DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, pada Jum’at (8/9/2023) siang.

IMG-20240227-124711

Kedatangan mereka menuntut perusahaan sawit PT. Kintap Jaya Wattindo (KJW) untuk ditutup, karena perusahaan ini dianggap telah menipu dan membuat warga marah dengan janji-janji dari perusahaan tersebut.

Sahrun, pemimpin aksi mengatakan, kedatangan mereka ke gedung DPRD Provinsi Kalsel ini membawa 4 tuntutan.

“Ada 4 tuntutan warga Kintap, satu, meminta agar PT. KJW mengembalikan lahan masyarakat yang seluas 800 hektar, meminta plasma kepada PT. KJW sesuai yang dijanjikan perusahaan dan sesuai dengan aturan Pemerintah, meminta pemerintah menutup lahan perkebunan PT. KJW yang masuk kawasan hutan produksi dan neminta Pemerintah memproses pelanggaran yang dilakukan oleh PT.KJW,” katanya.

Ia juga menambahkan, dirinya pernah di penjara selama 5 bulan oleh aparat Kepolisian Resort Tanah Laut, karena laporan PT. KJW yang tidak masuk akal.

“Perusahaan ini telah meresahkan warga dan aparat juga sepertinya lebih membela perusahaan daripada warga, ini membuktikan bahwa hukum tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, ” ujar Sahrun dalam orasinya.

Setelah menyampaikan orasinya, para pengunjuk rasa akhirnya ditemui oleh Karlie Hanafi, anggota DPRD Provinsi Kalsel dan para SKPD pemerintah serta Kepala BPN Provinsi Kalsel.

Saat dialog sedang berlangsung, Sahrun beserta massa sempat naik darah karena kehadiran seorang perwakilan dari pihak perusahaan yang ikut di dalam barisan anggota dewan.

“Kenapa ada dari PT. KJW disini, apakah anggota dewan sudah disuap oleh PT. KJW. Tolong si penghianat ini disuruh keluar dari sini, Kami tidak menginginkan kehadirannya,” teriak Sahrun.

Warga yang juga melihat kehadiran pihak perusahaan itupun hampir naik pitam, namun pihak kepolisian yang berjaga untuk pengamanan unras itu langsung sigap dengan menjauhkan perwakilan dari PT. KJW itu untuk menjauh sehingga tidak terjadi kericuhan.

Kombes Pol. Sabana A. Martosumito, Kapolresta Kota Banjarmasin, yang turut hadir dalam pengamanan unras akhirnya bisa menetralisir keadaan dan meminta kepada ketua aksi agar dapat menenangkan warganya.

Kapolresta yang berbicara dengan sejumlah perwakilan dari pemerintah dan anggota DPRD Provinsi Kalsel akhirnya mengambil kesepakatan, bahwa pada hari Kamis depan akan diadakan pertemuan warga dan pihak perusahaan untuk dimediasi demi mencari solusi yang terbaik.

Pihak perwakilan DPRD provinsi dan pemerintah juga meminta kepada perwakilan warga agar menunjuk beberapa orang untuk mewakili pada pertemuan nanti.

Akhirnya disepakati dengan jumlah sebanyak 15 orang dari pihak warga Kintap dan warga pun meminta untuk pertemuan nanti bukan manager yang menghadiri tetapi direktur perusahaan yang harus hadir sehingga bisa dapat mengambil keputusan yang nantinya di harapkan warga Kintap Kabupaten Tanah Laut ini.

“Kami meminta kepada PT. KJW bahwa direkturnya langsung yang harus hadir dalam pertemuan nanti, jangan managernya yang menghadiri, ” ujar Sahrun.

Setelah dialog antara massa unras dan anggota Dewan, Kapolresta Banjarmasin memerintahkan anggotanya untuk duduk karena menurut ia yang datang unras ini adalah saudara-saudara mereka juga.

“Seluruh anggota silahkan duduk, karena mereka juga saudara kita, ” perintah Sabana kepada anggotanya.

Ketika di wawancarai awak media Kapolres mengatakan, aksi unras kali ini berjalan dengan tertib, aman dan damai.

“Aksi hari ini adalah kegiatan penyampaian pendapat atau unjuk rasa itu diatur dalam undang-undang, yang dilakukan oleh masyarakat Kintap dalam hal permasalahan yang ada disana tentang kelapa sawit dengan PT. KJW. Sementara tadi kita pertemukan dengan anggota dewan dan sudah kita sarankan tadi hari apa untuk melakukan rapat dengar pendapat, ” ucap Sabana.

Sedangkan jumlah personel yang diturunkan pada pengamanan unras ini, Sabana mengatakan cuma melibatkan personel dari Polresta dan Polda Kalsel.

“Untuk jumlah personel hari ini kita melibatkan dari Polresta dan Polda sekitar 1 kompi aja cukup, prinsipnya adalah humanis karena mereka adalah saudara-saudara kita juga yang sedang memperjuangkan hak mereka. Mari sama-sama kita hormati, ” tutur Sabana. (Rian)

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *