Karo, TRIBRATA TV
Kompleks Perumahan Sarinembah Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo, Kamis ( 1/7/2021) pagi tiba-tiba ramai didatangi orang. Tanya kesana kemari, rupanya ratusan orang ini adalah korban simpan dana siswa berjangka yang berkantor di kompleks ini.
Seorang korban, Intina Br Sembiring, warga Sukanalu Kecamatan Barusjahe mengatakan ia menyimpan uang di Yayasan Sari Asih untuk Dana Siswa (Anak Sekolah) dan berjangka. “Namanya Yayasan Sari Asih, ini Kantor cabangnya, pusatnya di Medan,” ujarnya.
Intina Br Sembiring mengaku dia menjadi salah satu nasabah yayasan ini. Sehari-harinya mereka menyimpan dana itu melalui karyawan yayasan yang mendatangi kampung – kampung.
“Anak-anak di kampung kami banyak yang terdaftar sebagai anggota,” ujarnya.
Menurutnya pada hari Jumat, (25/6/2021) kemarin mereka sudah datang ke kantor yayasan tapi tutup. Begitu juga saat didatangi pada Senin (28/6/2021).
Didepan kantor hanya ada tulisan “SAAT INI SARI NUSANTARA SUDAH TIDAK BEROPERASI LAGI
UNTUK INFORMASINYA HUB PENGACARA BPK JANDRI SIAHAAN 0852661314828”.
“Tapi kita hubungi nomor ini tak pernah diangkat meski aktif,” ujar Intina sedih.
Dana yang mereka simpan sangat dibutuhkan saat ini untuk pembiayaan masuk anak sekolah.
“Kalau ditaksir milyaran rupiah uang semua nasabah, karena kami rata – rata menyimpan dana jutaan,” tambahnya.
Sementara nasabah lainnya, L Tarigan (55) yang juga warga Sukanalu, mengaku kecewa karena pengutipan terus dilakukan oleh para kolektornya dengan mendatangi kami kerumah.
“Tapi si pengutip saat ini tidak bisa dihubungi, juga tidak jelas keberadaannya,” ujarnya dengan geram.
Menurutnya jika tidak ada niat baik dari yayasan, mereka akan menempuh jalur hukum dengan mengadu ke Polres Karo.
Dari informasi, kantor pusat Yayasan Sari Asih Nusantara beralamat di Jalan Bilal Ujung No 10 Vila Harmonis Medan Sumatera Utara, dan membuka Kantor Cabang V di Komplek Perumahan Sarinembah Kabanjahe Kabupaten Karo.
Salah seorang warga sekitar yang tidak mau disebut namanya, yayasan ini sepertinya sudah lama bangkrut karena tidak pernah buka kantornya.
“Coba cek ke kantor pusatnya, mana tahu disana sudah beroperasi lagi, soalnya disini mereka terus melakukan pengutipan,” ujarnya. (Erwin)
