Asahan, TRIBRATA TV
Sering dipanggil dengan sebutan (maaf) anak anjing, alasan Jumasri (42) nekat membakar Saminem (57), tak lain ibu tirinya, Selasa (25/6/2019) lalu.
“Dipanggilnya aku trus anak anjing. Jadi geram aku,” kilah Jumasri pada wartawan di sela-sela perawatan petugas ruang IGD RS HAMS Kisaran, Jumat (28/6/2019) sekira pukul 17.40 WIB.
Jumasri juga mengaku perbuatan kejinya itu sudah direncanakannya. “Memang sengaja aku, (biar) mati,” akunya lagi sembari menahan rasa sakit.
Kapolres Asahan AKBP Faisal F Napitupulu SIK didampingi Kasat Reskrim AKP Ricky P Atmaja SIK mengatakan, pelaku terpaksa ditembak pada kedua kakinya karena coba melawan saat diringkus.
“Pelaku ini sudah kita intai sejak kejadian itu. Semalam kita dapat info kalau pelaku berada di daerah Rokan Hilir. Namun saat akan diamankan, pelaku melawan dan coba melarikan diri. Jadi terpaksa kita berikan tembakan terukur di kedua betisnya,” ujar Faisal di depan ruang IGD RS HAMS Kisaran.
Info diperoleh wartawan, usai melakukan aksi bejatnya, pelaku dikabarkan sempat potong rambut, masih di sekitaran Kecamatan Pulo Bandring.
Setelah itu, pelaku kabur dan bersembunyi di sekitaran Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur.
Satu malam di Lestari, esoknya, pelaku bergeser ke Desa Gedangan Kecamatan Sunge Renggas, menemui seorang temannya.
Oleh temannya, identitas belum diketahui, pelaku dihantarkan ke pool Bus RAPI, Jalan Lintas Sumatera, sekitaran Hotel Mega Sari Kisaran, menuju Pekan Baru.
Namun sesampainya di wilayah Rokan Hilir, pelaku turun dari bus, melanjutkan perjalanan menumpang truk milik Perkebunan Sawit, coba bersembunyi ke lokasi yang jauh dari kediaman warga.
“Dia numpang di rumah warga, mengaku dia melarikan diri, karna nabrak orang. Tapi di situ dia gak tenang, kalau liat polisi dia ketakutan. Pas ada patroli polisi, dia kabur dari rumah itu, masuk ke hutan hutan,” ucap seorang personil Satreskrim Polres Asahan, yang ikut melakukan penangkapan pelaku, seraya minta identitasnya tidak disebutkan.
“Iya betul. Tadi malam kita sudah tau lokasi persembunyian dia. Tapi karna itu hutan, gelap, dan kita masuk pakai senter, jadi pelaku tahu. Saya suruh tim untuk keluar dulu, nunggu pagi. Tapi kita standbye di sekitar lokasi. Karna saya yakin pelaku pasti keluar, lapar cari makan,” ungkap Kanit Reskrim Satreskrim Polres Asahan Ipda Mulyoto pada wartawan.
Lanjut Mulyoto, paginya, pelaku terlihat keluar dari persembunyiannya. “Gitu terlihat langsung kita sergap. Tapi di situ dia (pelaku) melawan dan mau melukai anggota kita. Jadi terpaksa kita tembak kakinya,” akhir Mulyoto pada wartawan. (Gon)