IMG-20240501-WA0019

Disiksa Suaminya, Wajah Marniala Sihite Berdarah-darah

IMG-20240409-WA0076

Tapteng, TRIBRATA TV

Seorang ibu rumah tangga (IRT) Marniala Sihite (28) mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Desa Hite Urat, Kecamatan Sorkam Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) pada Sabtu (15/1/2022) sekitar pukul 23.00 WIB.

IMG-20240227-124711

Pelakunya adalah suaminya sendiri inisial TS (29). Kasus ini sudah dilaporkan ke Polres Tapanuli Tengah dengan nomor: LP/B/157/V/2022/SPKT/RES TAPTENG/POLDASU tertanggal 16 Mei 2022.

Kepada TRIBRATA TV, Marniala Sihite menceritakan kronologis peristiwa memilukan yang dialaminya.

Korban yang sudah berumah tangga dua tahun lebih lamanya, tidak disangka akan mengalami kekerasan dari suami sah yang telah dikaruniai satu anak di tengah keluarganya.

Saat ini korban menderita batin karena sedang mengandung anak kedua dari hasil buah cintanya dengan suami.

Kehadiran anak ditengah keluarga, rupanya tidak membuat suaminya TS menunjukkan gelagat lebih baik, menurut warga Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbahas ini.

Selama mereka berumah tangga, kata korban, TS kerap main judi di warung atau lapo sekitar tempat tinggalnya di Desa Hite Urat.

“Saya sering dianiaya dan mengalami KDRT dari suamiku,” kata Marniala Sihite via seluler, Kamis (9/6/2022) malam, dan menyebut kalau suaminya merupakan seorang aparat desa di kampung sebagai Ketua BPD Desa Hite Utara.

Awal mula terjadinya KDRT, malam itu sekitar pukul 23.00 WIB tanggal 15 Januari 2022, korban beranjak dari rumah menuju salah satu warung (Lapo) dengan maksud mengambil HP miliknya yang dibawa suaminya.

Tiba diwarung, HP diserahkan oleh suaminya, setelah itu korban pergi meninggalkan warung kembali kerumah jaraknya tidak begitu jauh, sembari menyuruh suaminya pulang karena seharian belum pulang.

Tetapi, saat korban meninggalkan warung, suaminya TS masih didalam warung dan tidak ikut pulang.

Ditengah jalan tanpa diketahui korban, tiba-tiba dari belakang TS menjambak dirinya hingga menganiaya secara bertubi-tubi dan membabi buta. Korban tak kuasa melawan karena sedang menggendong anak semata wayangnya.

“Pas ditengah jalan tiba-tiba saya disiksa, dijambak dari belakang dan ditumbuknya. Saya tidak melawan karena mengendong anakku. Dibilang ke saya ‘awas nanti kau di rumah ya, kumatikan kau’. Kuikuti aja dia kerumah dan sampai dirumah makin disiksanya,” terang korban sembari meminta polisi agar segera menangkap pelakunya.

Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka memar pada bagian kepala, mulut dan mata. Korban pun sudah melakukan visum di Puskesmas Sorkam.

“Selama berumah tangga, saya sering mengalami penganiayaan dari suami dan dia sering main judi hampir tiap malam,” ujarnya seraya mengaku sejak kejadian itu korban mengalami trauma yang mendalam.

Selanjutnya, lantaran takut akan mengalami penganiayaan terulang lagi, korban pergi meninggalkan rumah ke kampung halaman di Dolok Sanggul. Anak perempuannya pun ditinggalkan di rumah mertua karena tidak diizinkan membawa anak tersebut.

Sementara itu, kuasa hukum korban, Parlaungan Silalahi juga membenarkan kasus penganiayaan yang dialami kliennya tersebut. Ia mengatakan bahwa sudah membuat laporan ke Polres Tapteng.

“Saya berharap kasus ini secepatnya di proses dan menangkap pelaku. Tegakkan hukum secara profesional dan berikan rasa keadilan kepada korban,” tegasnya, Kamis (9/6/2022).

“Saya percaya Kapolres Tapteng dan jajaran akan profesional menangani kasus ini. Apalagi ini seorang perempuan,” pungkasnya. (Bonni).

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *