Ketapang,TRIBRATA TV
Pencemaran sungai Sempulut Ulak di wilayah Limus Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang, Kalbar sudah sangat mengkhawatirkan. Pencemaran yang sudah terjadi beberapa waktu ini akibat tanggul limbah dua perusahaan yang jebol.
Temuan media ini di lapangan, terlihat tanggul limbah sengaja dijebol perusahaan tambang bauksit PT Bukit Bentung Sejahtera (BBS).
Informasinya perusahaan yang berada di Dusun Limus ini mengalami washing plant
overload. Dari vidio dan foto yang diterima dari warga, terlihat bekas limbah overload (WP)1-dan 2 itu terdapat endapan limbah.
Pencemaran limbah bauksit ini menyebabkan warga tidak bisa menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari.
Seorang warga, IB mengaku mengalami gatal akibat menggunakan air sungai itu. Sekujur tubuhnya penuh bintik-bintik yang panas dan gatal. Sejak itu ia mengaku tidak berani menggunakan air sungai lagi.
“Memang ketika musin panas airnya terlihat bening tapi bekas endapan lumpur yang mengalir ke sungai tampak dan terlihat jelas. Ketika hujan air akan tampak keruh dan lumpurnya juga akan ikut naik,” kata IB.
Ia berharap agar Dinas Lingkungan Hidup Ketapang dan Propinsu Kalbar memantau dan mengawasi perusahaan-perusahaan yang membuang limbah ke sungai.
Ia mengatakan saat ini waega memang sudah mendapatkan bantuan air bersih. Namun yang sangat disayangkan bantuan itu baru diberi perusahaan kalau diminta. “Kayak mengemis -ngemis di perusahaan PT.BBS ini,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya pada Kamis (25/5/2023).
Terkait overload limbah ini, Bayu, General Manager PT BBS yang dihubungi melalui WA mengatakan dirinya masih baru menjabat dan belum tahu tentang jebolnya tanggul Wesiengflante (WP) satu dan dua tersebut.
Diketahui perusahaan tambang bauksit PT. BBS (Bukit Betung Sejahtera) juga telah memberikan CSR berupa sumur bor dan tong air bersih untuk penampungan air di desa itu.
Perusahaan ini juga memperbaiki jalan dan jembatan serta pembangunan gereja. (asmun)
