Yusna Yanti Pane: Perempuan Bisa Pimpin Asahan

Yusna Yanti Pane
IMG-20240409-WA0076

Asahan, TRIBRATA TV

Perempuan Asahan harus berani berpolitik untuk membangun daerahnya, karena banyak hal yang mesti diperjuangkan oleh kaum perempuan.

IMG-20240227-124711

Hal ini dikemukakan Bakal Calon Bupati Kabupaten Asahan Yusna Yanti St. Pane, S.Sos., M.Si., dalam zoom meeting bersama sejumlah aktivis perempuan dari berbagai daerah di Indonesia, Rabu, 1 Mei 2024 lalu.

Zoom meeting bertajuk “Diskusi Publik Dinamika Kepemimpinan Perempuan di Tingkat Lokal: Menilik Tantangan dan Peluangnya” yang digagas Yayasan Pemberdayaan Ekonomi Lingkungan Rakyat (Yapekat) ini mengulas tentang berbagai upaya yang dilakukan seorang perempuan dalam memimpin daerah sekaligus menjadi inspirator dan motivator bagi masyarakat perempuan agar dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah.

Dalam paparannya, Yusna Yanti St. Pane mengaku bangga dan bahagia dengan keterlibatan kaum perempuan di Asahan yang terus meningkat baik di kancah perpolitikan maupun kepemimpinan di legislative dan instansi pemerintahan.

BACA JUGA  Golkar Toba Rayakan HUT Ke-57 dengan Sederhana

Yusna Yanti Pane mencontohkan, pada Pemilihan Umum Legislatif 2024 yang baru dilalui ini, ada 11 perempuan yang menduduki kursi anggota legislative DPRD Kab Asahan di tahun 2024 ini.

Demikian pula pada tahun 2024 ini perempuan maju mencalonkan diri menjadi Bupati Asahan 2024-2029, yakni Yusna Yanti St. Pane.

“Hal ini menunjukan energi positif kalau kaum perempuan sudah semakin berani tampil di kancah kepemimpinan maupun perpolitikan daerah. Karenanya energi positif ini harus terus ditularkan kepada kaum perempuan Asahan untuk terus bangkit membangun diri dan daerah,” ujar Yusna Yanti St. Pane yang akrab disapa Bu Yus ini.

BACA JUGA  Ganjar Siap Lanjutkan Kerja Besar Jokowi

Bu Yus berharap untuk kaum perempuan di Asahan harus terus meningkatkan kualitasnya dalam pembangunan daerah. Karena kaum perempuan memiliki peran yang sangat besar dalam memajukan berbagai sektor di daerah.

Sementara Muslim Sipayung, selaku Direktur Yapekat, sebagai penggagas diskusi menyampaikan, dialog publik ini diselenggarakan atas dasar kesetaraan gender saat ini masih menjadi polemik disebabkan karena belenggu budaya patriarki yang melekat di masyarakat.

Sering kali, perempuan dianggap rendah bahwa tugas perempuan hanya sekadar pekerjaan domestik. Sehingga, jika untuk masuk ke dalam ranah kepemimpinan, perempuan dipandang sebelah mata dan akan membawa dampak yang negatif terhadap masyarakat.

Kepemimpinan merupakan kesepakatan bersama antara pemimpin dan pengikut yang harus mampu mewujudkan rasa keadilan, mewujudkan rasa aman, dan menjaga keutuhan sebagai pemimpin dalam masyarakat, bukan masalah gender, ucap Muslim Sipayung.

BACA JUGA  Fraksi Demokrat DPRD TTS Soroti Kenaikan Iuran PDAM

Bu Yus, berlatar belakang PNS/ASN, dan juga pengelola sebuah panti asuhan buat anak-anak yatim- piatu serta anak-anak terlantar, telah terbukti kepemimpinannya dalam menjalani fungsi sebagai Abdi Negara dan keberlanjutan rumah Panti Yatim-Piatu yang dikelolanya, terus tumbuh kembang
dan menjadikan generasi-generasi penghuni panti memiliki harapan untuk berkehidupan dan berprestasi di dunia teknologi saat ini.

“Banyak yang sudah dikuliahkan dan bekerja serta menjalani hidup layaknya seorang anak yang tumbuh sehat, cerdas, beriman dan berprestasi,” kata Muslim Sipayung.

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000