Hijau-dan-Kuning-Emas-Illustratif-Modern-Twibbon-Selamat-Hari-Raya-Idul-Fit-20240403-122004-0000

IMG-20240426-080646

Nilai Labuhanbatu Darurat Narkoba, Puluhan Mahasiswa Demo Desak Tangkap Para Bandar

IMG-20240409-WA0076

Labuhanbatu, TRIBRATA TV

Puluhan mahasiswa menggelar aksi demo di depan Mapolres Labuhanbatu karena menilai Polres Labuhanbatu lemah dan loyo dalam memberantas bandar – bandar besar Narkoba, Selasa (04/04/2022).

IMG-20240227-124711

Para mahasiswa yang tergabung dalam Forum Kajian hukum History Law Club Labuhanbatu ini turun ke jalanan untuk menyampaikan aspirasinya karena mereka menilai wilayah Labuhanbatu sedang darurat narkoba.

“Kami menilai Polres Labuhanbatu lemah dan loyo dalam memberantas peredaran narkoba khususnya peredaran narkoba di wilayah Bilah Hulu. Dari keterangan masyarakat disana banyak melihat peredaran narkoba dan melakukan transaksi dekat dengan kantor Polsek Bilah Hulu, jadi kami menilai Kapolsek Bilah Hulu tutup mata terkait hal tersebut”, kata Koordinator Aksi M. Zein Nasution.

Menurutnya, penangkapan yang banyak dilakukan Polres Labuhanbatu belum menyentuh para bandar besar, tetapi hampir semua yang ditangkap adalah para pecandu narkoba.

Setelah beberapa jam berorasi dan sampai memblokade seluruh badan jalan, massa aksi kemudian dipersilahkan masuk dan berdialog dengan Kapolres Labuhanbatu yang diwakilkan Kasat Narkoba, AKP Roberto P Sianturi.

Dalam dialog tersebut Wiwi Malpino selaku Sekretaris Forum Kajian Hukum History Law Club Labuhanbatu menyampaikan ia kecewa dengan kinerja SatRes Narkoba Polres Labuhanbatu dan khusus Kapolsek Bilah Hulu yang dinilai kurang serius dalam menangani masalah narkoba di wilayah hukumnya.

“Kita lihat peredaran narkoba semakin merajalela dan kita lihat media media cetak dan online tak henti memberitakan peredaran narkoba di Labuhanbatu, tetapi Polres tampak tak serius dalam menangani hal tersebut tetapi malah tampak melindungi para bandar tersebut”, ucapnya.

Senada, Santi Rambe, menjelaskan ada beberapa oknum oknum polisi yang ikut membekap atau melindungi para bandar narkoba di Labuhanbatu.

“Banyak oknum polisi yang ikut membekap peredaran narkoba di Labuhanbatu, seperti halnya di kampung saya di Desa Sibargot. Jadi kami meminta agar seluruh kapolsek yang ada di Labuhanbatu dievaluasi dan dicopot apabila terbukti membekap peredaran narkoba”, katanya lagi.

Menanggapi hal tersebut, AKP Roberto P Sianturi menjawab bahwa Labuhanbatu darurat narkoba tidaklah benar.

“Labuhanbatu tidak darurat narkoba dan Labuhanbatu itu tidak masuk zona merah”, ujarnya.

Menurutnya kalau ada pihak kepolisian yang membekap bandar narkoba, maka ia siap menyerahkan kepalanya untuk dipotong “Kalau ada pihak kepolisian yang ikut membekap bandar narkoba, kepala saya siap saya pertaruhkan”, tegas Kasat Narkoba.

Setelah beberapa jam melakukan dialog, Forum Kajian Hukum History Law Club Labuhanbatu menyerahkan surat Nota Kesepahaman dengan Polres Labuhanbatu, tetapi pihak Polres Labuhanbatu tidak mau menanda tangani surat tersebut.

Merasa kecewa seluruh massa aksi langsung keluar dari ruangan Satres Narkoba Polres Labuhanbatu.

Doni Syahputra Selaku Ketua Kajian Hukum History Law Club mengatakan pihaknya kecewa dengan Polres Labuhanbatu yang tidak merespon dengan baik tuntutan aksi tersebut.

“Kita menyodorkan nota kesepahaman dan saling bersinergi untuk memberantas narkoba di Labuhanbatu, tetapi pihak kepolisian tidak mau menanda tangani hal tersebut. Oleh karena itu kami massa aksi akan berdiskusi kembali dan akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar serta kami akan membawa masalah ini ke Polda Sumatera Utara”, tutupnya. (Doni Syahputra)

IMG-20240310-WA0073

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *