Hijau-dan-Kuning-Emas-Illustratif-Modern-Twibbon-Selamat-Hari-Raya-Idul-Fit-20240403-122004-0000

IMG-20240426-080646

UNTARA Solusi Tapanuli Utara Mandiri

IMG-20240409-WA0076

Tapanuli Utara, TRIBRATA TV

Pro dan kontra dalam suatu kebijakan adalah hal yang lumrah. Bahkan terkadang sesuatu kebijakan bisa atau bahkan harus mengorbankan sesuatu untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

IMG-20240227-124711

Contoh yang lebih gampang mungkin bisa kita lihat dulu masa kepemimpinan Ahok di DKI, ada korban karena penggusuran rumah rumah yang sudah lama ditempati di kawasan bantaran sungai walaupun sebenarnya tidak layak huni. Namun kebijakan tersebut dilaksanakan untuk kepentingan umum yang lebih besar.

Demikian juga dengan kebijakan Presiden Jokowi dalam peningkatan infrastruktur jalan tol, yang melewati berbagai areal perkebunan.

Pada akhir-akhir ini kita mungkin sering membaca di media sosial khususnya warga Tapanuli Utara tentang ide dan pemikiran Bupati Nikson Nababan untuk mendirikan Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA). Ide ini didasari pada pertimbangan yang cukup holistik. Nikson setelah memimpin Tapanuli Utara lebih kurang 6 tahun dengan gaya kepemimpinan yang merakyat dan khas, boleh dikata sudah menguasai permasalahan mendasar di Tapanuli Utara. Nikson melihat bagaimana Tapanuli Utara selalu diberi merek dengan “peta kemiskinan”.

Bukan karena rakyatnya malas bekerja atau tidak ada lahan pertanian untuk diolah, namun adanya spending money atau juga capital flight yang cukup besar dari bumi Tapanuli Utara ke luar hanya untuk membiayai sekolah anak sesuai dengan prinsip filosofi habatahon yakni “anakkon hi do hamoraon di ahu” (anakkulah hartaku).

Rata-rata keluarga di Taput pasti ada memiliki anak minimal satu orang sarjana, baik diploma 3 sampai strata -1. Bahkan dengan meminjam atau menjual harta dilakukan demi menyekolahkan anak dengan harapan anak yang disekolahkan tersebut bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik ke depannya.

Bisa kita lihat data bagaimana para orang tua di Taput setelah lepas gajian bagi yang PNS atau sejenisnya, setelah lepas panen bagi yang petani dan pengusaha atau pedagang akan langsung mengirim biaya hidup dan biaya sekolah kepada anaknya yang melanjutkan pendidikan di luar Taput.

Sehingga terjadilah spending money secara massif dan besar di Taput dan inilah yang mengakibatkan perputaran uang di Taput menjadi kecil. Secara teori dapat diyakini bahwa jika perputaran uang semakin besar di suatu wilayah maka perekonomian masyarakat akan semakin meningkat.

Nikson selalu menyampaikan bahwa ada tiga yang menjadi trigger atau pemicu agar perekonomian bisa meningkat di suatu wilayah, yang pertama investasi yang masuk dari luar, sektor jasa pendidikan dan sektor jasa kesehatan.

Pemikiran Nikson dengan melihat kondisi Taput, bahwa yang paling memungkinkan untuk Tapanuli Utara sebagai pemicu untuk semakin meningkatnya perekonomian adalah sektor pendidikan dengan pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya (UNTARA) yang bersifat umum tanpa embel embel identitas.

Namun ternyata pendirian universitas negeri sampai dengan saat ini terhambat dengan adanya moratorium dari pemerintah pusat.

Nikson telah melakukan berbagai upaya untuk pengusulan berdirinya universitas negeri ini, berjibaku mengumpulkan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan (stake holder) sampai kepada kajian akademis dari pihak yang berkompeten dan yang terakhir adalah menyurati Presiden Jokowi dan kementerian yang terkait dengan hal tersebut dan telah direspon dengan baik oleh pemerintah.

Terkait dengan moratorium pendirian universitas negeri yang baru, Nikson mengusulkan pendirian UNTARA ini dengan alternatif transformasi Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) yang ada di Kecamatan Sipoholon tepatnya Silangkitang menjadi Universitas Negeri umum. Namun ada sedikit menuai protes di kalangan masyarakat. Belum lagi masalah kelembagaan yang mana IAKN berada dalam naungan Kementerian Agama, sementara untuk urusan universitas negeri ada pada Dirjen Dikti, Kemendikbud,sehingga perlu adanya koordinasi pada tingkat kementerian untuk menghindari ego sektoral.

Pemikiran Nikson, dengan adanya transformasi ini, maka program pendidikan ataupun fakultas yang bersifat umum bisa lebih banyak diakomodir jika bersifat universitas umum. Namun bukan berarti fakultas yang ada pada IAKN tidak diakomodir, seperti fakultas Filsafat Agama. Karena hal ini menjadi perhatian penting juga dari pengusulan dan pasti diperjuangkan oleh Nikson.

Dengan fakultas yang lebih banyak, tentu pilihan menjadi lebih banyak. Dengan banyaknya pilihan ini, maka masyarakat Indonesia akan melirik UNTARA untuk menjadi tempat menimba ilmu.

Efek mulfiplier ataupun juga efek domino dari semakin banyaknya masyarakat yang mengikuti pendidikan di wilayah Taput akan mendongkrak berbagai sektor.

Sektor jasa kost kostan, rumah makan, percetakan/fotokopi, angkutan umum, pertanian bahkan pariwisata akan meningkat. Mungkin hal ini tidak bisa langsung kita rasakan dalam waktu dekat, namun anak cucu kita dan penerus kita akan merasakannnya 5 atau 10 tahun ke depan.

Kita bisa lihat contoh pemindahan IKIP (UNIMED) ke daerah Jalan Pancing Medan, pendirian UI di Depok dan mungkin masih ada contoh lainnya.

Bahkan dengan adanya UNTARA ini, secara umum masyarakat Indonesia akan semakin mengenal masyarakat Batak dengan adat budayanya, toleransinya yang tinggi sehingga akan semakin memperkuat jiwa nasionalisme dalam bingkai NKRI.

Boleh dikata bahwa Taput salah satu cerminan Kebhinnekaan ataupun miniatur toleransi umat beragama di Indonesia. Usulan Nikson ini bukan mau mengkerdilkan keagamaan di Taput, jika melihat sejarah kedatangan missionaris Nomennsen ke bumi Tapanuli, yang pertama menjadi sentuhan Nomennsen adalah bidang kesehatan dan pendidikan yang pada akhirnya menyebarkan kekristenan.

Nikson juga melihat bahwa bagaimana alumni dari IAKN ini ada keterbatasan dalam persaingan untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan kesarjanaannya. Karena beberapa denominasi gereja juga telah memiliki pendidikan untuk menjadi pendeta ataupun guru huria. Dan untuk penerimaan guru agama Kristen juga terbatas. Namun hal tersebut bukan landasan utama dalam pemikiran Nikson.

Sekali lagi Nikson hanya berfikir bagaimana terjadinya multiplier effect atau juga efek domino khususnya peningkatan perekonomian di wilayah Tapanuli Raya dengan berdirinya UNTARA. Nikson hanya mengharapkan doa dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat agar hal ini segera terwujud untuk kita semua.

Penulis : Harapan Sagala

IMG-20240310-WA0073

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *