IMG-20240501-WA0019

Biadab, Seorang Ayah di Kubu Raya Rudapaksa Anak Kandung yang Disabilitas

IMG-20240409-WA0076

Bejat, Seorang Ayah di Kubu Raya Rudapaksa Anak Kandung yang Memiliki Disabilitas Fisik

Kubu Raya, TRIBRATA TV

IMG-20240227-124711

Biadab, seorang ayah di Kubu Raya merudapaksa anak kandungnya sendiri yang disabilitas fisik. Pelaku ditangkap Jatanras Polres Kubu Raya bersama personil Polsek Kakap pada Sabtu (9/9/2023) di salah satu rumah keluarga di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Kalbar.

Sejak istrinya mengadukan kejadian tersebut ke Polres Kubu Raya pada Senin (4/4/2022), pelaku langsung melarikan diri.

“Pelaku yang merupakan orang tua kandung korban ini berinisial BG (46) asal Kelurahan Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, ia ditangkap setelah melarikan diri kurang lebih satu tahun lebih,”kata Kapolres Kubu Raya AKBP Arief Hidayat saat Konferensi Pers di Aula Mapolres Kubu Raya pada Rabu (22/9/2023) kemarin.

“Kendala kami dalam mengungkap kasus ini karena minimnya informasi keberadaan pelaku, namun dengan terus melakukan penyelidikan mendalam akhirnya pelaku dapat ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” kata Arief.

Arief menerangkan, pelaku merudapaksa anak kandungnya sebanyak dua kali di rumah korban Jalan Sungai Parang Kelurahan Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.

Kejadian pertama kali diketahui pada pertengahan bulan Februari 2022 sekira pukul 14.00 WIB dan saat itu umur korban 16 tahun dan yang kedua pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2022 sekira pukul 20.00 WIB dan umur korban 17 tahun.

“Korban yang merupakan anak kandungnya sendiri memiliki penyakit disabilitas fisik,”terang Arief dihadapan awak media.

Perbuatan itu pun terbongkar, korban menceritakan peristiwa memilukan tersebut kepada ibu kandungnya. Sontak ibu korban menangis miris atas perbuatan suaminya kepada anak kandungnya sendiri.

“Perbuatan tersebut dilakukan oleh pelaku saat istrinya pergi berladang,” ujar Arief.

Sekira bulan November 2022, ibu korban sempat mendapatkan intimidasi dari suaminya, saat menuju ke ladang. Pelaku menghampiri istrinya dan meminta untuk mencabut laporan di kantor kepolisian, namun istrinya tidak mau.

“Pelaku langsung menganiaya istrinya setelah istrinya berteriak meminta tolong pelaku langsung melarikan diri,” sambung Arief.

Tidak berhenti disitu saja, pelaku melakukan teror kepada istrinya melalui telepon, pelaku mengancam akan membunuh istrinya dan keluarganya jika tidak mencabut laporan tersebut di kepolisian. Diteror dan ancaman bertubi tubi tidak membuat sang ibu gentar untuk mendapatkan keadilan bagi anaknya.

Atas perbuatannya BG diancam dengan Pasal 81 ayat ( 1 ) ayat (2) ayat (3) dan pasal 82 Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan kedua Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang – Undang Jo Pasal 76 E Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang perubahan atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, dengan aNcaman penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun, dan denda paling banyak Rp5 miliar. (Rahmad.s)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *