IMG-20240501-WA0019

Miris, Sekeluarga Diisoman Tapi Tak Dikasih Makan, Anderias: Kami Bisa Mati Kelaparan

IMG-20240409-WA0076

Timor Tengah Selatan, TRIBRATA TV

Sunggguh miris apa yang dialami Anderias Faot dan keluarganya. Warga Desa Noemeto Kecamatan Kota Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur ini mengalami kelaparan setelah keluarganya diharuskan isolasi mandiri selama 14 hari.

IMG-20240227-124711

“Anak saya divonis dokter positif covid-19 sehingga kami lima orang satu keluarga yang kontak erat dengannya harus melakukan isolasi mandiri. Namun selama isolasi mandiri dari tanggal 27 Juli 2021 sampai 9 Agustus 2021 kami tidak mendapat perhatian dari pemerintah baik makan minum dan obat-obatan,” kata Anderias Faot sambil berlinang air mata dihadapan Wakil Ketua DPRD TTS, Religius Usfunan, Senin (9/8/2021).

Menurutnya mereka dilarang keluar rumah namun tidak diberi bantuan makan minum. “Saya juga tidak diijinkan untuk berjualan sayur serta barang bekas, dari mana kami bisa mendapatkan uang untuk beli makanan. Jika kami terus dikarantina maka kami akan mati kelaparan bukan mati karena corona,” kata Anderias lirih.

Anderias sengaja mendatangi Kantor DPRD TTS untuk melaporkan akan nasib keluarganya yang tidak mendapat perhatian dari Pemkab TTS.

Menanggapi laporan itu Religius Usfunan menyayangkan tidak adanya perhatian Pemkab TTS kepada warga yang menjalani isolasi mandiri.

“Bagaimana mereka bisa cari uang untuk makan kalau harus isolasi? Tanggungjawab pemerintah untuk menyiapkannya,” ujarnya.

Dikatakannya, sebagai wakil rakyat ia mendukung kebijakan pemerintah menerapkan PPKM dan penanganan covid-19, namun pemerintah harus juga memperhatikan nasib warga yang dikarantina.

“Bagaimana makan minumnya, bagaimana obat-obatan mereka. Mereka memang tidak mati karena corona tapi mati karena kelaparan, ini sangat menyedihkan,” tegasnya.

Politisi PKB ini menilai, anggaran yang disediakan untuk penanganan kesehatan ada sejumlah Rp58,3 miliar, sedangkan untuk perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi masyarakat yang terdampak covid-19 sebesar Rp58,3 miliar, harusnya bisa untuk warga yang isoman sehingga tidak kelaparan.

“Dana itu jangan hanya disimpan di rekening dan tidak dimanfaatkan, saya minta agar pemerintah segera mencairkan dana tersebut untuk melayani masyarakat yang terdampak covid-19,” tandas Religius.

Sementara Kepala Desa Noemeto, Rison Taopan yang dikonfirmasi mengaku tidak tahu siapa yang menyuruh keluarga Andreas Faot isolasi mandiri. “Saya bukannya gila hormat, namun paling tidak ada pemberitahuan kepada kami selaku pemerintah desa, kalau ada warga saya atas nama ini telah terpapar covid-19 dengan menunjukan bukti hasil pemeriksaan,” ujarnya.

Dengan begitu pihaknya bisa memperhatikan kesejahteraan warga yang isolasi. “Saya juga bisa menghimbau kepada masyarakat lain agar waspada,” katanya lagi.

Diakuinya pemerintah desa memang sama sekali tidak memberi bantuan pada Anderias dan keluarganya. “Karena kami juga takut, sehingga kami sangat butuh informasi yang akurat dari dokter atau tim gugus covid-19 di tingkat kabupaten,” jelas Rison. (Yor Tefa)

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *