Gowa, TRIBRATA TV
Tanpa sebab dan alasan yang jelas, seorang siswa SMPN 1 Sungguminasa Gowa dikeroyok sekelompok siswa SMP Batara, pada Selasa (19/7/2022) pekan lalu. Akibatnya korban harus dirawat di rumah sakit.
Baharuddin Sibali, orangtua korban mengatakan sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Ia pun menceritakan kronologis pengeroyokan itu.
“Saat itu anak saya melintas di depan SMP Batara hendak pulang, namun ada teman satu SD nya yang bersekolah di SMP itu memanggil. Anak saya pun menunggu sambil membetulkan tali sepatunya yang lepas,” kata Baharuddin, Sabtu (23/7/2022).
Namun tiba-tiba beberapa siswa SMP Batara langsung memukul dan menendang korban. Korban yang tidak tahu sebab musabab mencoba menyelamatkan diri tapi terus dihajar.
Peristiwa pengeroyokan persis di depan sekolah SMA/SMP Batara Jalan Poros Malino Gowa yang berhadapan dengan Polsek Somba Opu Gowa itu menyebabkan korban babak belur.
“Sangat disayangkan sekolah itu tidak memiliki petugas keamanan yang bisa menjaga keamanan disekitar sekolah dan para siswa,” ujarnya lagi.
Ia selaku orang tua korban meminta pertanggung jawaban dari pihak Sekolah, dengan ulah siswanya yang dilakukan diluar batas aturan. Pasalnya, para siswa sekolah itu bebas keluar masuk walaupun jam pembelajaran masih berlangsung.
“Hal ini terkesan ada pembiaran dari pihak sekolah, hingga siswa, bebas melakukan hal yang tidak diinginkan, seperti yang menimpa anak kami ini,” ungkapnya.
Ia pun telah melaporkan kasus pengeroyokan ini ke Polres Gowa. Ia berharap polisi bisa segera menyelidiki dan menangkap para pelakunya.
Disisi lain ia juga mengharapkan Dinas Pendidikan Gowa untuk sesegera mungkin memberi peringatan pada pihak sekolah SMP Batara Gowa, karena selama ini, diduga melakukan kelalaian, dan mengabaikan sistim keamanan dilingkup sekolah tersebut.
“Dengan tindakan tegas tentu bisa menjadi pelajaran sehingga tidak terulang lagi kedepannya,” harapnya.
Sementara, R perwakilan dari SMP Batara Gowa, saat menjenguk korban malah seakan-akan menyalahkan korban. Katanya korban sengaja mendatangi sekolahnya pelaku.
“Bukannya meminta maaf malah menyudutkan anak saya,” kata orang tua korban. (Edi Hamzah)
