Sapi Bantuan Mati, Warga Simeulue Keluhkan Lambannya Penggantian Hewan

IMG-20240409-WA0076

Simeulue, TRIBRATA TV

Sejumlah Anggota DPRK Kabupaten Simeulue, Aceh mempertanyakan matinya puluhan sapi bantuan yang belum diganti oleh perusahaan rekanan.

IMG-20240227-124711

Pasalnya warga penerima manfaat sampai saat ini belum mendapat kejelasan soal penggantian sapi-sapi jenis Bali ini.

Menurut Ketua DPRK Simeulue, Irwan Suharmi SE,M.Si, pihaknya sudah mempertanyakan hal itu kepada dinas terkait yakni Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Simeulue.

“Benar ada kesepakatan antara Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan dengan para aspirator dari DPRK Simeulue,” katanya, Jumat (24/6/2022).

Namun menurutnya kendalanya bukan di dinasnya tetapi di rekanan pemenang tender. Sebab dalam kesepakatan itu tercatat, jika terjadi sesuatu hal dengan hewan ternak yang disalurkan maka pihak rekanan siap menggantikan secara utuh hewan tersebut.

Dikatakannya, warga penerima manfaat juga harus melengkapi syarat administrasi untuk mendapat penggantian hewan ternah bantuan yang mati.

“Katakanlah dengan melengkapi dokumen dari kepala desa dan tokoh setempat serta foto hewan ternak yang sakit atau mati,” katanya lagi.

“Setahu kami hal ini sudah diajukan kadis kepada Rekanan, namun pihak rekanan hingga saat ini belum memberikan penjelasan,” tambahnya.

Ia berharap kepada dinas terkait agar memfasilitasi hal tersebut supaya tidak menjadi isu atau perdebatan ditengah-tengah masyarakat karena tidak asa kepastian soal penggantian sapi bantuan.

Sementara Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kesehatan Hewan, Hasrat mengatakan pihaknya sudah meminta pertanggungjawaban rekanan baik melalui surat maupun secara lisan.

“Kita sudah minta mereka segera mengganti hewan yang mati dengan segera mengklaim kepada pihak asuransi. Hewan-hewan itu kan diasuransikan,” ujarnya.

Namun sampai saat ini belum terlihat akam ada penggantian dari pihak rekanan. Bahkan telepon dan pesan melalui pesan whatsapp belum direspon rekanan.

Karenanya, ia mengaku dalam waktu dekat akan mengundangpihak penyedia atau rekanan. “Jika hal tersebut gagal dan tidak membuahkan hasil sesuai dengan keluhan masyarakat kita persilakan menempuh jalur hukum yang ada pak,” katanya.

Sedangkan Edi Winer dari pihak rekanan justru menyatakan mereka sudah mengganti sapi yang mati. “Itu sesuai dengan masa pemeliharaan,” ujarnya.

Selain sudah mengganti hewan yang mati, ia mengaku pihaknya juga sudah memberikan asuransi hewan pada dinas terkait.

Lebih lanjut dikatakannya, untuk laporan kematian hewan untuk bulan Maret 2022 belum teraliasasi karena belum dibuka pendaftaran AUTSK (Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau).

“Kalau sudah terealisasi pasti kita ganti hewan ternaknya,” tandasnya. (Febri /Zebua)

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *