IPDA Estepanus, Sosok Polisi Mualaf Dapat Umroh Gratis dari Kapolda Sulsel

IMG-20240409-WA0076

Luwu Timur, TRIBRATA TV

Ipda Estepanus Sampe Pago adalah salah satu dari empat orang penerima hadiah umrah dari Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Andi Rian R Djajadi.

IMG-20240227-124711

Hadiah itu diberikan Irjen Pol Andi Rian Djajadi, pada peringatan HUT Kabupaten Luwu Timur (Lutim) ke 21 Tahun, Jum’at, (03/05/24), sekitar pukul 21.00 WITA, di atas panggung Stadion Andi Hasan Opu To Hatta.

Bupati Luwu Timur, Budiman bersama Kapolres Luwu Timur AKBP Zulkarnain, mengumumkan para penerima umroh gratis. Ada empat orang yang akan diberangkatkan ke tanah suci.

Nama Kapolres Luwu Timur, AKBP Zulkarnain sesungguhnya sempat disebutkan sebagai pemenang. Namun, ia meminta agar digantikan. Hingga nama yang keluar yakni Trisno Sahibuddin. Trisno seorang Imam Masjid Besar At- Taqwa di Kecamatan Burau.

BACA JUGA  Pemkab Gowa Akan Cabut Ijin Distributor Pupuk Subsidi Nakal

Kemudian, Ridwan. Ia marbot di Masjid Al Muhajirrin, Desa Mulyasri di Kecamatan Tomoni. Selanjutnya Djama, seorang penggali kubur di Kecamatan Malili. Dan yang terakhir, Ipda Estepanus Sampe Pago.

Estepanus sendiri merupakan Kanit SPKT di Polsek Nuha, Polres Luwu Timur. Ia tak menyangka, namanya keluar sebagai penerima hadiah umroh gratis. Bahkan istrinya, Ernawati Jabir pun belum percaya. Suaminya akan berangkat ke tanah suci tahun ini.

“Saya sudah sampaikan ke istri saya, tapi sampai sekarang belum percaya. Dikiranya saya bercanda,” kata Estepanus, dikutip dari Fajar, Sabtu (04/05/2024).

Estepanus mengaku seorang mualaf. Ia memeluk Agama Islam pada tahun 2004. Saat itu, ia akan menikahi perempuan yang ia cintainya, Ernawati Jabir.

“Awalnya saya mualaf karena menikah. Tetapi seiring waktu berjalan, saya berpikir kalau mau mandi harus basah sekalian. Jadi harus belajar. Saya beli buku tata cara salat, kemudian salat di rumah sesuai petunjuk,” ungkapnya mengenang.

BACA JUGA  Tripika Kecamatan Bontomarannu Gelar Kerja Bakti

Memang tidak mudah, bahkan Estepanus masih kerap meninggalkan salat lima waktu. “Saat itu saya masih tugas di Polmas. Kemudian pindah tugas di Polsek Mambi, dan sekitar satu tahun lebih memperdalam ilmu agama. Saya mulai belajar surat trikul,” tuturnya.

September, 2007, Estepanus dimutasi di Luwu Timur. Ia masih belajar agama Islam secara mandiri. Hingga pada tahun 2012, barulah ia kenal dengan Ustad Muh Tauhid, Imam Masjid Nurul Afiat di Sorowako.

“Istri saya akrab dengan istrinya pak ustadz. Kemudian dikenalkan saya dengan pak ustadz. Ia sarankan saya belajar huruf hijaiyah. Jadi saya les privat dengan pendidikan khusus. Hanya dua puluh kali pertemuan,” kenang Estepanus.

BACA JUGA  Tak Kenal Cuaca, Kanit Binmas Polsek Tiroang Tetap Selesaikan Pekerjaan Pagar Mapolsek

Tiga bulan belajar privat dengan Imam Masjid, kemampuannya semakin meningkat. Bahkan Ustadz Muh Tauhid tak repot lagi mengajar secara privat. Estepanus yang mendatanginya ke Masjid.

“Jadi saya cari pak imam ke masjid. Saya sudah ketagihan belajar. Akhirnya, mulai dikasi baca Al-Qur’an. Sekitar tiga bulan sudah bisa. Kemudian saya dibuatkan kelas. Kita ada sekitar 13 orang tapi yang aktif sekitar enam sampai tujuh orang. Kita dipimpin murabbi untuk menyetor hafalan di juz 30,” tuturnya.

Tak cukup sampai disitu saja, Estepanus mengikuti Tarbiah. Disini, ia menghafal hadits -hadits pendek. Puljami, lalu bab adab, halaqal tarbiah. “Alhamdulillah sudah lancar baca Qur’an. Sisa mempermantap bacaan, sekaligus memahami hadits,” kunci Estepanus.

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000