Pontianak TRIBRATA TV
Satu dari dua pelaku pembunuhan terhadap Hendri Rinandi, warga Kota Pontianak di Jalan Suwignyo, pada 29 Januari lalu, tewas kehabisan darah dalam perawatan setelah sempat melawan petugas.
Keduanya diburu tim Polresta Pontianak selama 56 hari dengan berpindah-pindah tempat.
“Tersangka M. Ikbal (22) dan Ali Wata (21) melarikan diri dengan cara berpindah-pindah tempat dibeberapa daerah, seperti Sanggau, Sintang dan Kapuas Hulu, dan keduanya berhasil memasuki wilayah Malaysia melalui pintu perbatasan Badau,” kata Kapolresta Pontianak Kombes Pol Adhe Hariadi dalam press relis di Mapolres Pontianak, Sabtu, (25/03/2023) sore.
Kombes Pol Adhe Hariadi didampingi Kasat Reskrim Kompol Tri Prasetyo mengatakan pada Jum’at (24/3/2023) pihaknya mendapat informasi tentang keberadaan dua tersangka yang berada di Kecamatan Sajingan Kabupaten Sambas.
“Kedua tersangka ini bekerja sebagai buruh bangunan. Setelah ditangkap dan akan digiring menuju ke tempat pembuangan barang bukti, kedua tersangka melakukan perlawanan dan mencoba melarikan diri. Petugas terpaksa diambil tindakan tegas dan terukur,” tegas Kombes Pol Adhe.
Selama 56 hari pelarianya kedua tersangka selalu berpindah-pindah dan terakhir mereka berada di wilayah Kecamatan Sajingan Kabupaten Sambas.
“Dari Sanggau, Sintang dan sempat masuk ke Malaysia melalui PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Badau, Kapuas Hulu,” katanya.
Motif pembunuhan ini diduga karena sakit hati. Pelaku merasa tak terima diteriaki oleh korban saat mereka pulang berboncengan menggunakan sepeda motor.
“Saat di simpang gang, Jalan Suwignyo, kedua pelaku yang berboncengan menggunakan sepeda motor melintas di depan korban dan membuat korban marah lalu berteriak “Woy,” ungkap Adhe.
Teriakan korban inilah menyulut emosi tersangka AW. Dia langsung turun dari sepeda motor dan mengeluarkan senjata tajam jenis celurit. Korban sempat berusaha kabur. Namun tersangka MI dapat mengejarnya.
“Pelaku AL lalu mengayunkan celurit ke tubuh korban berkali-kali,” terangnya.
Dengan kondisi yang sudah bersimbah darah akibat lima luka bacokan, korban Hendri berusaha lari dan meminta pertolongan. Setelah sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawanya tetap tak tertolong. (Hasan)