Tekan Angka Stunting, Pemkab Mura Gelar Rembuk dan Lokamini

IMG-20240409-WA0076

Murung Raya, TRIBRATA TV

Plh Danramil 1013-16/Batura Pelda Toni menghadiri Rembuk Stunting Tingkat Kecamatan Barito Tuhup Raya dan Lokakarya Mini Puskesmas Triwulan I Tahun 2023 Lintas Sektor di aula Kecamatan Barito Tuhup Raya Kabupaten Murung Raya (Mura), Kalteng, Selasa (7/3/2023).

IMG-20240227-124711

Tampak hadir Wakil Bupati Rejikinoor, Kepala Dinas DPMD Kab.Mura/Ketua TP PKK Kab. Mura Lynda Kristiane Perdie, Kepala Dinas Bapeda Kab. Mura, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Sosial, Camat Barito Tuhup Raya Gunawan, Plh Danramil 16/Batura Pelda Toni, Kapospol Batura Aipda Sukri, Kepala Puskesmas Makunjung, Kepala Desa dan BPD Sekecamatan Barito Tuhup Raya, Bidan dan Kader Sekecamatan Barito Tuhup Raya

Rejikinoor menyampaikan Rembuk Stunting memiliki nilai strategis dalam upaya penanganan stunting yang telah masuk pada level akut kronik karena telah berada diatas 20%, melebihi standar yang telah ditetapkan WHO berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2018.

“ini tentu bukanlah catatan yang menggembirakan, karena berbicara persoalan stunting tentu tidak dapat dipisahkan dari perkembangan anak-anak kita yang “notabene” adalah generasi pelanjut yang diharapkan dapat meneruskan peradaban kita dimasa yang akan datang, dan ini sangatlah kontradiktif dari kata “keren” jika kita tidak mampu melakukan sesuatu untuk mengatasi dan mempersiapkan hal ini dengan baik”, ujar Rejikinoor.

Karenanya, melalui forum yang diteruskan dengan penandatanganan komitmen bersama, ia berharap keterlibatan semua stakeholder dapat lebih dioptimalkan agar penanganan stunting dapat terintegrasi dengan baik.

Kepala Bapeda mengungkapkan, penanganan pravalensi stunting membutuhkan sinergi dan kolaborasi, antar semua stakeholders, tidak semata-mata hanya bertumpu pada tugas kesehatan saja, karena menanganinya memerlukan pendekatan berbagai bidang dan sektor yang harus saling mendukung.

“Kolaborasi dan sinergi, kata ini selalu gampang diucapkan, tapi ternyata sangat sulit diaplikasikan, sebab itu lewat kesempatan ini saya mengajak kita dapat berkomitmen membangun hal itu, agar target kita menurunkan angka stunting dapat kita wujudkan”, tegasnya.

Untuk diketahui, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. (Julandi/Pendim)

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *