Medan, TRIBRATA TV
Rabu pagi tampak ratusan umat Hindu Bali di Medan melaksanakan sembahyang bersama menyambut Hari Raya Nyepi di Pura Agung Raksa Bhuana, Jalan Polonia No 216 Medan,(6/3/2019).
Ketua Masyarakat Hindu Bali Medan dan sekitarnya, Dr I Wayan Dirgayasa Tangkas MHum menjelaskan makna hari raya Nyepi. Menurutnya, pada dasarnya, Hari Raya Nyepi memakai Catur Bratha atau 4 pengendailian diri yaitu, Amati Geni atau tidak menyalakan api, Amati Lelanguan atau tidak melaksanakan kegiatan,aktifitas seperti biasa, Amati Lelungan atau tidak bepergian,dan Amati Karya atau tidak bekerja.
Wayan mengatakan pada tahun ini ada sekitar 400 orang lebih umat Hindu Bali di Medan yang akan melaksanakan Hari Raya Nyepi, Kamis.
“Ya tentu tidak sama dengan di Bali yang homogen. Kalau kita di luar bali menganut konsep Desa Kala Patra. Yaitu desa itu tempat, kala itu waktu dan Patra itu situasi yang pada dasarnya, kita selalu menyesuaikan diri dimanapun kita berada,” ucapnya.
Walaupun mungkin tidak bisa sama seperti di Bali yang hening, kondusif dan bener-benar merasa sepi, Wayan berterimakasih kepada Pemerintah Kota Medan yang memberikan respon positif.
“Walaupun kita termasuk kelompok yang tidak terlalu banyak, tapi kontribusi ruang yang di berikan sangat toleran sehingga kami dapat menjalani ibadah dengan baik , lancar, aman dan kondusif,” tutup Wayan.
Salah seorang umat Hindu Bali, Luh Kandi Ayu Tangkas (22), mengaku sudah merayakan Nyepi untuk kedua kalinya di Kota Medan.
Dia juga mengatakan tidak pernah ada masalah saat melaksanakan ibadah Nyepi di Kota Medan. Sebab Luh Kandi menjalani Nyepi dengan hati yang sungguh-sungguh sehingga bisa menjalani puasa dengan hati tenang.
“Yang pasti ada perbedaan saat menjalani nyepi di Medan dengan di Bali, cuma gak bisa disebutkan satu persatu”. (mp)