Hijau-dan-Kuning-Emas-Illustratif-Modern-Twibbon-Selamat-Hari-Raya-Idul-Fit-20240403-122004-0000

IMG-20240426-080646

MENCARI PEMIMPIN SIANTAR

IMG-20240409-WA0076

MENCARI PEMIMPIN SIANTAR

Oleh Alfredo Pance Saragih

Mengawali tulisan ini, saya ingin mengutip kalimat seorang Filsuf dan Psikolog asal Jerman bernama Erich From yang mengatakan “Di masa lalu, pemimpin adalah bos. Namun kini, pemimpin harus menjadi parter bagi mereka yang dipimpin. Pemimpin tak lagi bisa memimpin hanya berdasarkan kekuasaan struktural belaka”. Kalimat ini rasanya penting, khususnya menjelang Pilkada. Karena melalui Pilkada, kita berharap melahirkan pemimpin baru yang dapat memahami dan mengayomi masyarakat. Demikian juga masyarakat kota Pematangsiantar.

IMG-20240227-124711

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) acapkali dianggap sebagai momentum mencari pemimpin yang diharapkan melakukan perubahan/perbaikan suatu daerah. Perubahan itu bisa dari aspek Birokrasi dan Layanan Publik,perbaikan tata ruang kota, transparansi publik, pembangunan, manajemen anggaran dan berbagai problem yang ada di suatu daerah .

Kota Pematangsiantar (disingkat Siantar) akan jadi salah satu di antara 270 Daerah yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020. Akankah dengan Pilkada 2020 ini, Siantar akan melahirkan harapan baru? Akankah Pilkada ini akan menjadi jawaban atas multi-masalah yang ada di Kota Siantar? Atau malah Pilkada ini hanya “meja judi” para penguasa kantong-kantong rupiah?

Sejumlah nama pun mencuat untuk mencoba peruntungan dengan merebut posisi nomor satu di kota toleransi ini. Nama-nama baru pun santer muncul di akar rumput dan ramai menjadi perbincangan di warung kopi.

Nama-nama seperti Liberty Panjaitan, Alpeda Sinaga, Asner Silalahi, Mulia Rinda Purba, Wesli Silalahi, Rajamin Sirait, Binsar Situmorang hingga Petahana Walikota Hefriansyah dijagokan oleh kelompoknya masing-masing.

Wajah-wajah mereka mulai mengisi sudut-sudut Siantar melalui poster, spanduk, baliho, iklan media, hingga event-event yang bertujuan untuk memberi panggung kepada kandidat.

Nama-nama diatas telah menjadi menjadi buah bibir, bahkan tak jarang jadi materi debat para kritikus, calo politik, calo timses, wartawan, OKP, Partai Politik, mahasiswa dan hampir semua elemen.

Dalam beberapa perbincangan di kedai kopi, saya sering mendapati perdebatan tentang plus-minus antar bakal calon. Memprediksi susunan siapa calon walikota dan wakilnya, peluangnya hingga seberapa banyak isi ATMnya.

Kegagalan Petahana (Hefriansyah-Togar)

Melihat dan menilai kepemimpinan Walikota Siantar Hefriansyah dan Wakilnya Togar Sitorus, saya menilai beliau masih gagal dalam menunaikan janjinya untuk mewujudkan Siantar Yang Mantap Maju dan Jaya.

Hal ini dapat kita lihat melalui berbagai permasalahan yang ada di kota Siantar, seperti penempatan birokrasi yang belum “the right man on the right place”, banyak kontroversi dan kegaduhan akibat kebijakan yang sepihak, lemahnya komunikasi pemerintah dan publik, tata ruang kota yang buruk, minimnya pemberdayaan masyarakat, pembangunan bermasalah hingga dugaan KKN yang ada di Pemko Siantar.

Secara riil, bisa kita lihat misalnya rotasi OPD yang bermasalah, bahkan membiarkan pejabatnya tetap berkuasa meski sudah status tersangka, kontroversi dan mangkraknya pembangunan Tugu Sangnaualuh, gagalnya PD PAUS dan carut marut PD PHJ, banyak temuan indikasi korupsi, realisasi proyek ‘asal-asalan’ dan masih banyak lagi.

Lantas, apakah dengan kondisi itu, Hefriansyah akan terpilih lagi? Who knows! Dalam politik tidak ada yang statis.

Wajah-Wajah Baru

Terus terang, saya ingin Walikota dan Wakil Walikota Siantar diisi oleh wajah baru, namun bukan berarti saya mengatakan bahwa harapan baru ada pada nama-nama diatas.

Sejauh pengamatan saya, nama-nama diatas belum kelihatan sebagai jawaban atas kebutuhan perubahan di kota Siantar. Kenapa? Cobalah cek track-recordnya masing-masing, apa karya nyata yang sudah dilakukannya untuk masyarakat? Kalau ada, saya juga ingin mendengar. (semoga ada).

Pemuda & Quo Vadis Siantar

Kota Siantar, sebuah kota yang pernah didaulat sebagai kota Paling toleran ini ibaratkan sebuah kapal yang berada ditengah samudera. Tidak tenggelam, tapi realitasnya seolah tanpa nakhoda dan kehilangan arah tujuan.

Namun, kondisi ini dapat diharapkan bangkit melalui optimalisasi peran pemuda, baik pelajar, mahasiswa dan organisasi pemuda. saya selalu memiliki keyakinan bahwa pemuda, khususnya mahasiswa adalah harapan pembawa dan pelaku perubahan. Apalagi Demograsi kota Siantar didominasi oleh generasi muda/millenial.

Maka, siapapun kelak pemimpin baru di Siantar, menurut saya wajib melibatkan dan memberdayakan pemuda untuk berkontribusi dalam memajukan kota Siantar, melalui minat-bakat dan kreasinya masing-masing.

Selain itu, daerah Siantar yang dikenal sebagai “the little of Indonesia”, karena keberagamannya akan suku, agama, ras dan antar golongan. Semua perbedaan ini telah menjadi kekuatan pembeda bagi masyarakat Siantar dibanding daerah lainnya. Kiranya Pilkada 2020 ini adalah ujian bagi keutuhan dan toleransi masyarakat Siantar.

Seperti kata Bung Karno, pemilu bukanlah tempat pertempuran. Pemilu bukan pula sekedar panggung perjuangan kepartaian yang mementingkan kelompoknya masing-masing yang dapat memecah persatuan.

Terakhir, kita semua pasti berharap Pilkada 2020 ini melahirkan pempimpin yang bebas dari praktek korupsi, merakyat, visioner, berintegritas dan jujur, berkomitmen serta bertanggungjawab.

Namun, diatas semua itu, seorang pemimpin/kepala daerah haruslah “a man nothing to lose”, ia tidak khawatir kehilangan apa-apa. Jangankan harta benda, simpanan uang, perusahaan, tanah kekayaan lainnya. Istilah Cak Nun seorang pemimpin itu, ia bukan lagi miliknya sendiri, sebab ia telah menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan dan rakyatnya.

Semoga Pilkada 2020 ini, kota Siantar memiliki pemimpin yang seperti uraian diatas.

SELAMAT MENCARI PEMIMPIN!!

Penulis adalah Inisiator Institute Public Policy Monitoring (IPPM)

Catatan: Tulisan ini lahir atas bukanlah untuk mendukung/ mendiskreditkan bakal calon, melainkan atas keprihatinan saya menjelang pilkada Siantar 2020. Biarlah tulisan ini menjadi pemantik kita dalam mencari pemimpin Siantar dan diskursus pilkada.

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *