IMG-20240501-WA0019

Video: Pemko Medan Diskriminasi, Warga Tolak Pembongkaran Beton Parit

IMG-20240409-WA0076

Medan, TRIBRATA TV

Sulaiman, pemilik usaha botot (barang bekas) di Jalan Karya Lingkungan X Kelurahan Sei Agul Medan menolak tindakan diskriminasi Pemko Medan yang membongkar beton diatas parit depan usahanya, Senin (21/6/2021).

IMG-20240227-124711

Menurutnya, tindakan Pemko tidak adil karena hanya parit di depan lokasi usahanya saja yang dibongkar. “Alasan mereka (Pemko Medan), untuk pembersihan drainase dan bikin macet lalu lintas,” katanya.

Didampingi LSM Tamperak Medan, ia sempat memprotes pembongkaran itu kepada Camat Medan Barat. Namun pembongkaran tetap dilakukan.

Sementara Ketua LSM Temperak Medan, Andi Panggabean SH menyayangkan terjadinya tindakan diskriminasi oleh Pemko Medan.

CEK VIDEONYA:

“Kenapa hanya beton didepan usaha Pak Sulaiman saja yang dibongkar? Sedang beton diatas parit disepanjang Jalan Karya sama sekali tidak disentuh,” protes Andi.

“Bahkan diatas drainase pun banyak terlihat bangunan yang jelas melanggar perda, namun kenapa tidak disentuh dan hanya tempat Sulaiman saja yang ditindak,” tegas Andi Panggabean.

Andi juga menyoroti hadirnya seorang anggota DPRD Medan, Antonius D Tumanggor menyaksikan pembongkaran itu. Andi mempertanyakan kapasitas kehadiran Antonius.

“Kedatangan dia ini sudah sebagai penyelewengan tugas. Sebab, sebagai wakil rakyat seharusnya tidak boleh berpihak, ini kenapa mendukung pembongkaran terhadap satu tempat saja, ada apa? Kalau memang ini merupakan program perbaikan atau pengorekan drainase kenapa tidak semua kena bongkar, kok cuma satu pintu saja yang kena?, kan nampak sekali sebuah diskriminasi terhadap Sulaiman,” kecam Andi Panggabean.

Karenanya LSM Tamperak Medan akan menyurati Wali Kota Medan sebagai pemangku pimpinan, Ketua DPRD Medan karena ada dugaan anggotanya yang menzolimi serta menyurati pihak DPD Nasdem Sumut karena menilai tindakan Antonius Tumanggor sudah terlalu berlebihan.

“Dugaan saya ada dendam pribadi seorag oknum sehingga terjadi seperti ini, begitu pun saya minta maaf kalau ada salah di belakang hari dulu. Namun saya juga tidak terima kalau didzolimi seperti ini, intinya bila ini sepenuhnya program untuk kebaikan bersama jangan cuma di lokasi saya saja,” ujar Sulaiman.

“Tolonglah, kalau memang normalisasi harus semua juga diberi tindakan sama, jadi saya berharap kepada bapak Wali Kota bisa bersikap adil. Apalagi kita cuma cari makan dan usaha saya ini juga sangat membantu para pemulung untuk terus menyambung hidup,” pungkasnya.

Diketahui, aksi pembongkaran drainase yang dilakukan Dinas PU Kota Medan di Jalan Karya nyaris ricuh, Senin siang. Saat alat berat diturunkan pemilik tempat barang bekas (botot) langsung protes. Bersama LSM Tamperak mereka menghadang alat berat itu merusak jembatan beton yang berada persis di depan pintu masuk gudang.

Beruntung pihak kecamatan dapat menengahi hingga pembongkaran beton untuk lubang kontrol drainase itu berjalan kondusif.

“Ini sesuai arahan bapak Wali Kota untuk membuka drainase-drainase yang selama ini tertutup, agar memudahkan kita menormalisasi sedimen-sedimen yang ada di drainase,” ungkap Camat Medan Barat, Rudi F Lubis.

Terpisah, anggota DPRD Medan Antonius D Tumanggor dari Komisi IV Fraksi Nasdem saat dikonfirmasi mengapresiasi langkah Pemko Medan membongkar jembatan beton di depan usaha botot Sulaiman.

“Artinya suara rakyat didengar pemerintah karena adanya jembatan telah mengganggu ketertiban masyarakat, jadi saya cukup mengapresiasi,” kata Antonius.

Saat disinggung apakah ada keterlibatan dirinya hingga hanya gudang botot Sulaiman saja yang dibongkar, ia tidak mau berkomentar.

“Saya juga warga di Sei Agul ini,” tandasnya.

Sementara itu saat awak media ini mendatangi boru Matondang salah warga yang persis berada didepan usaha gudang botot milik Sulaiman menyayangkan pembongkaran itu.
“Gak benar kalau dibilang disini sering macet,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan sejumlah masyarakat yang datang ke usaha botot milik Sulaiman. Mereka mengaku sangat tertolong di saat situasi pandemi Covid-19 ini mereka mencari barang bekas dan menjualnya kembali kepada Sulaiman.

“Kami sangat terbantu atas usaha botot ini, selain lokasinya tidak jauh dari rumah, juga jauh beda bila soal harga,” ucap mereka dengan logat Bataknya.

Walau sempat situasi terlihat ricuh, namun tim penindakan Dinas PU Kota Medan tetap bekerja tanpa ada hambatan. (H.P)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *