Nasib Anak Karyawan PT SHL Pelalawan, Berkilometer Jalan Kaki ke Sekolah

IMG-20240409-WA0076

Pelalawan, TRIBRATA TV

Sungguh ironi melihat anak-anak karyawan PT Sinar Haska Lestari (SHL) Pelalawan Riau yang setiap hari harus berjalan kaki satu kiloan meter karena dermaga penyeberangan yang jauh.

IMG-20240227-124711

Perusahaan perkebunan sawit anak perusahaan PT Cipta Daya Sejati Luhur ini memang berada diseberang sungai sehingga anak-anak ini harus menyeberang menggunakan pompong. Sayangnya dermaga pompong jaraknya lumayan jauh dari sekolah.

“Perusahaan tidak mau membangun dermaga didekat sekolah, ” ujar seorang warga, Selasa (8/3/2022).

Ia menyayangkan ketidak pedulian perusahaan perkebunan kelapa sawit itu pada nasib anak-anak karyawan. Hal ini katanya sudah bertahun-tahun, manajemen PT SHL membiarkan anak-anak itu jauh berjalan kaki.

Hal ini juga dibenarkan pekerja pompong. Menurutnya setiap hari ia menyeberangkan anak-anak untuk pergi dan pulang sekolah.

Informasi yang diperoleh, selain hal ini banyak ketidakpedulian PT SHL bukan hanya pada warga bahkan juga pada pekerjanya.

Misalnya soal perahu pompong yang nilai sewanya dianggap terlalu rendah. Pemilik pompong mengaku pernah mengajukan harga sewa Rp6 juta sebulan, namun ditolak perusahaan.

“Padahal ini adalah alat transportasi penyeberangan bagi karyawan dan keluarganya. Kita takut sewaktu-waktu bisa terjadi musibah, siapa yang akan bertanggungjawab?,” kata pemilik pompong yang tidak ingin disebut namanya.

Ia berharap jika harga sewanya sesuai, ia bisa memasukan pekerjanya ke BPJS. Demikian juga jika terjadi musibah saat menyeberangkan anak-anak sekolah.

Sementara seorang karyawan, T.Toni, mengakui PT SHL menutupi sejumlah persoalan. Misalnya tentang kebakaran lahan, hasil KKPA yang tidak kunjung jelas dan penggunaan lahan warga sebagai akses keluar masuk mobil pengangkut buah sawit.

“Pengunaan lahan warga ini dibayar tak wajar itupun baru beberapa bulan belakangan ini dibayar,” ujarnya, Selasa (8/3/2022).

Demikian juga fasilitas rumah karyawan dan fasilitas pos jaga tak wajar.

Ia juga menilai perusahaan ini lebih memudahkan mempekerjakan orang luar daripada putra daerah.

“Kita berharap pemerintah bisa lebih ketat mengawasi perusahaan ini,” tambahnya.

Disisi lain, PT SHL diketahui beberapa kali melakukan pemecatan secara sepihak pekerjanya. Hal ini dialami Ebi dan Doni yang baru-baru ini diberhentikan perusahaan.

Keduanya mengaku walaupun belum diangkat sebagai karyawan tetap, tetapi pihak perusahaan sangat tidak beritikad baik dan semena mena dengan bawahan. “Padahal seharusnya saat training, perusahaan memberikan pelatihan yang baik bagi pekerja baru, bukan langsung main pecat,” tandas mereka.

Namun saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Manager PT SHL, Veri mengaku tidak mengenal nama-nama karyawan yang diberhentikan. Ia juga menolak dikonfirmasi lebih lanjut dengan alasan menganggu dan memblok WA nya. (edrin/tn)

IMG-20240310-WA0073
IKLANKAN-PRODUK-ANDA-DISINI-20240504-132349-0000

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *