IMG-20240501-WA0019

Pj Bupati Jadi Khatib: Manusia Merdeka Seutuhnya, Islam Larang Segala Bentuk Penindasan

IMG-20240409-WA0076

Tapanuli Tengah, TRIBRATA TV

Tampil sebagai Khatib Shalat Jumat di Masjid Al Muslimin Pandan, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Pj Bupati, Sugeng Riyanta, mengangkat judul,”Menjadi Manusia Merdeka yang Seutuhnya.”

IMG-20240227-124711

Sugeng Riyanta dalam khutbahnya menyampaikan menjadi manusia merdeka seutuhnya memiliki makna bebas dari penjajahan, penindasan, penghambaan dan sejenisnya.

“Merdeka disini berarti kita sebagai seorang Muslimin, tidak boleh dijerat oleh ketakutan, tidak boleh dijerat oleh kekhawatiran, tidak boleh dijerat karena kezaliman. Seorang Muslim sejati memiliki karakter bahwa hidupnya, hanya dia yang menentukan baik buruknya, seraya bermohon pertolongan Allah,” sebut Pj Bupati, Jumat (5/1/2024) kemarin.

Dia juga menekankan, maka seorang Muslim kalau mengimani bahwa kemerdekaan itu adalah bebas dari penindasan, tidak layak kita mengaku sebagai seorang Muslim, tapi kita takut kepada manusia yang lain. “Apalagi kemudian kita diam melihat kezaliman di sekitar kita, tentu kalau seperti ini kita ditindas, dibodohi, ditakut takuti, kita diam, karena takut akan kehilangan jabatan, takut akan di kriminalisasi, bahkan kita berdamai dengan kemungkaran yang terjadi, pada sesungguhnya kita sedang tidak merdeka,” katanya.

Ia juga mengingatkan kembali, Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945, apakah kemudian kita di Tapteng, ini sudah merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya, atau kita hanya merdeka secara formal setiap 17 Agustus.

“Kita merayakan kemerdekaan tetapi hati pikiran dan dan jalan kita takut dengan kemungkaran. Mari bersama-sama kita renungkan apakah kita sudah menjadi seorang Muslim yang sejati, yang hanya takut kepada Allah, tidak boleh takut kepada makhluk,” tegas Sugeng Riyanta saat Khatib.

Katanya lagi, Islam melarang segala bentuk praktik penindasan, perbudakan dan lain sepertinya. Dalam Islam derajat manusia dalam hal dunia itu sama, laki-laki maupun perempuan, orang dewasa maupun anak kecil, orang tua ataupun orang lemah, orang kaya maupun orang miskin, pengusaha maupun rakyat.

“Derajat manusia di mata Islam hanya dibedakan karena karena ketakwaannya, bukan karena kadar jabatannya, bukan karena kadar kekayaan, apalagi karena kadar kebengisan. Manusia diciptakan dari jenis yang satu kemudian dijadikan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, agar mereka saling mengenal sebagaimana disampaikan dalam Al-Hujarat ayat 13,”Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Teliti, apa yang tersirat di dalam hati kita, apa yang tersirat di dalam pikiran kita, apa yang kita lakukan dalam tindakan kita,” ujarnya lagi.

“Apakah pikiran kita hati kita, tindakan kita, mencerminkan ketakwaan. Islam datang dengan membawa spirit kemerdekaan dalam segala aspek kehidupan di antara spirit kemerdekaan yang harus kita perjuangkan adalah satu merdeka dari penghambaan kepada makhluk ini,”tegasnya.

Dikatakan Pj Bupati, makna merdeka adalah dimana merdeka hidup bebas dari kezaliman, penindasan dan penjajahan. Sesungguhnya merampas hak orang lain adalah zalim. “Apabila kita melihat praktek kezaliman yang terjadi di sekitar kita kalau kita diam, kita sudah zalim, apalagi kalau kemudian kita kompromi dengan kezaliman itu. Mendukung dengan sikap dan perbuatan maka kita termasuk orang yang zalim,” tambahnya.

“Kita tidak boleh berbuat zalim dan tidak boleh dizalimi, apa bila ada yang zalim, maka itu harus dilawan. Islam juga sangat menentang segala bentuk penindasan dan penjajahan yang dilakukan oleh para penguasa kepada kaum lemah,” pintanya Pj Bupati Pemkab Tapteng, yang menjadi orang ketiga menjabat menjadi Pj di Tapteng.

Usai Sholat Jum’at, Pj Bupati Tapteng, juga mengikuti rapat pembentukan Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al Muslimin Pandan.(Sudirman Halawa)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *