IMG-20240501-WA0019

Akses Jalan Utama dari Simarlelan Menuju Desa Lumut Nauli dan Lumut Maju Nyaris Terputus

IMG-20240409-WA0076

Tapanuli Tengah, TRIBRATA TV

Akses jalan utama dari Simarlelan, Kelurahan Lumut menuju Desa Lumut Nauli dan Desa Lumut Maju Kecamatan Lumut, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Propinsi Sumatera Utara, nyaris terputus.

IMG-20240227-124711

Kondisi jalan yang sudah rusak parah sangat menyulitkan warga untuk melintasi daerah tersebut. Bukan hanya roda empat dan roda dua yang sulit melintasi jalan itu bahkan pejalan kaki saja sangat sukar dan bahkan mengancam keselamatan
saat melintasi jalan itu.

Kepala Desa Lumut Nauli, Seti Ndaha (41) kepada awak media mengakui sudah berpuluh tahun jalan tersebut tidak pernah diperbaiki, sehingga warganya sangat enggan melintas dari jalan tersebut.

Sebab seluruh badan jalan sudah sangat parah, apabila dipaksakan melintasi jalan itu maka sering terjadi kendaraan yang dibawa warga akan rusak parah.

“Akses jalan dari Simarlelan Kelurahan Lumut itu, merupakan jalan utama bagi warga Desa Lumut Nauli, akan tetapi akibat kondisi jalan yang sudah rusak parah sehingga membuat daerah Desa Lumut Nauli menjadi terisolir. Lebih baik warga Desa Lumut Nauli setiap minggunya menjual hasil pertaniannya seperti buah kelapa sawit, pisang dan hasil pertanian lainnya dijual ke daerah Kabupaten Tapanuli Selatan, sebab akses jalan lebih baik dan sehingga memudahkan masyarakat untuk belanja kebutuhan hidup,”ujar Seti, Selasa (2/4/2024).

Dia juga mengakui sepanjang 1.5 Km jalan Simarlelan tersebut sudah puluhan tahun tidak pernah diperbaiki oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, dan status jalan tersebut bukan wilayah dari Desa Lumut Nauli, melainkan status wilayah Kelurahan Lumut.

Bila dibandingkan, kata Seti Ndaha, kondisi keadaan jalan Desa Lumut Nauli dengan jalan Simarlelan sangat berbanding terbalik, meskipun jalan Desa Lumut Nauli dibangun dari rabat beton akan tetapi lebih layak dilalui.

“Seandainya status jalan Simarlelan bukan wilayah Kelurahan Lumut, mungkin kami warga Desa Lumut Nauli akan memprioritaskan pembangunan jalan tersebut dari Dana Desa (DD). Sudah beberapa kali saya (Kades) memberikan usul kepada pemerintah Kecamatan Lumut, agar status jalan itu diserahkan kepada Desa Lumut Nauli, akan tetapi pihak Kelurahan Lumut, tidak pernah memberikannya, sehingga kami dari pemerintahan Desa Lumut Nauli tidak berhak untuk membangun dan memperbaiki jalan itu,”ucapnya.

Dia juga membeberkan sebanyak 2.000 jiwa lebih masyarakat Desa Lumut Nauli mengantungkan hidupnya untuk melintasi jalan Simarlelan itu, bahkan perekonomian masyarakat Desa Lumut Nauli nyaris lumpuh total karena tidak bisa melintas dari lokasi jalan tersebut.

Sehingga pasar yang digelar setiap hari Sabtu di Simarlelan Kelurahan Lumut, jarang didatangi warga sehingga setiap minggu warga terpaksa berbelanja di Kabupaten Tapanuli Selatan, akibatnya putaran ekonomi masyarakat Desa Lumut Nauli, ke daerah lain bukan di Kabupaten Tapteng.

“Secara ekonominya setiap minggu warga Desa Lumut Nauli akan berbelanja kebutuhan rumah tangga sebesar Rp50.000 dan itu per kepala keluarga, oleh sebab itu sudah berapa banyak uang masyarakat yang berdomisili di Tapteng memberikan kontribusi ke daerah Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Tentu daya beli masyarakat sangat minim akibat jalan yang akan mereka lintasi menuju pasar Simarlelan sudah tidak layak dan mengakibatkan kerugian bagi warga Desa Lumut Nauli,” kata Kades.

Di lokasi yang berbeda Kades Lumut Maju, Faatulo Ndraha (38) juga mengakui jalan Simarlelan Kelurahan Lumut, merupakan akses utama bagi warganya, jumlah warga Desa Lumut Maju, sebanyak 586 Kepala Keluarga, selama ini juga sangat menderita akibat jalan tersebut sangat sukar dilalui untuk menjual hasil pertanian mereka.

“Iya pak, kami masyarakat Desa Lumut Maju, terpaksa menjual hasil pertanian kami ke wilayah Kabupaten Tapsel, bahkan bila kami ada kepentingan urusan di kantor Kecamatan Lumut,kami harus berkeliling melintasi jalan perkebunan PT CPA/AEF. Pengeluaran kami bertambah tiga kali lipat, sebab kami harus berputar dari Kecamatan Badiri, kemudian melewati jalan protokol, sehingga biaya yang harus kami keluarkan bertambah jadinya,”ucapnya.

Diakuinya, bila jalan Simarlelan Kecamatan Lumut diperbaiki maka ekonomi warganya akan meningkat, dan pelayanan kepada masyarakat akan lebih cepat. Akan tetapi kondisi jalan tersebut menjadi lintasan maut bagi warga yang akan melintasi jalan itu.

“Bila warga tidak memiliki biaya untuk keliling melintas dari lokasi jalan perkebunan PT CPA/AEF, terpaksa melintasi jalan Simarlelan Kecamatan Lumut, maka kecelakaan akan mereka alami. Sangat beresiko, akan tetapi akibat ekonomi warga yang tergolong tidak mampu di Desa Lumut Maju, terpaksa harus melintas dengan ekstra yang sangat berhati-hati,”cetusnya.

Kades Lumut Nauli dan Kades Lumut Maju, mewakili seluruh masyarakat kedua daerah ini meminta kepada Pemerintah Kabupaten Tapteng segera memperbaiki akses jalan Simarlelan.

Apabila hal ini dibiarkan maka tidak lama lagi kedua Desa ini akan terisolir dan jalan menuju ke lokasi dari Kelurahan Lumut, akan terputus dan warga dari Dua Desa ini akan mengalami kerugian besar.

“Kami mengharap kepada Pemerintah Tapteng, tolong segera diperbaiki jalan dari Simarlelan Kelurahan Lumut menuju Desa Lumut Nauli dan Desa Lumut Maju. Akan tetapi bila memang tidak ada anggaran APBD Pemkab Tapteng, untuk membangun jalan tersebut sebaiknya alihkan saja jalan tersebut menjadi wilayah Desa Lumut Nauli, agar dapat diperbaiki melalui program Dana Desa,”tutur kedua Kades itu.

IMG-20240310-WA0073