2.000 Ekor Babi Mati Mendadak di Sumut

IMG-20240409-WA0076

Medan, TRIBRATA TV

Kasus kematian massal ternak babi kembali terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.

IMG-20240227-124711

Tidak kurang 2.000 ekor babi di Sumatra Utara mati mendadak diduga karena terpapar virus flu babi.

Ketua Gerakan Peternak Babi Indonesia, Heri Ginting mengatakan wilayah yang sudah terkonfirmasi terkena paparan Flu Babi masih di Kota Medan dan Deliserdang.

Dari informasi yang beredar, Heri Ginting mendapatkan informasi jika wilayah Parlilitan juga terpapar. Namun pihaknya masih akan melakukan konfirmasi.

Menurutnya untuk wilayah di Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang yang hewan ternak kaki empat terpapar adalah Suka Dono, Kwala Bengkala, Helvetia Karya VII, Mandala.

Termasuk Simalingkar B, Durin Tonggal Pancur Batu, Tandem, Pantai Labu dan Tanjung Morawa.

Dari sembilan wilayah yang terkonfirmasi terkena paparan flu babi tersebut, ada sekitar 2 ribu ekor babi mati mendadak terserang penyakit tersebut.

Meski begitu pantauan awak media harga daging babi di pasaran masih sama seperti sebelumnya yakni berada di kisaran Rp100 – Rp 110 ribu per kilogram.

Untuk ditingkat peternak, harga daging timbang hidup berkisar Rp40 – Rp 45 ribu per kilogram. Untuk harga tersebut, menurut para peternak tidak membuat peternak babi mendapatkan keuntungan selama beberapa bulan terakhir.

“Untuk harga jual di peternak tidak sesuai dengan harga daging yang dijual di pasar atau tingkat pedagang. Terlebih harga pakan yang kian melambung tinggi dan terkadang sulit mendapatkan kebutuhan pakan,” ujar seorang peternak Babi, Kamis (1/12/2022)

Hal itu sangat merugikan bagi para peternak, ditambah dengan rasa kekhawatiran ditengah kian memarakkan isu penyakit babi.

Ia juga mengeluhkan akan tidak adanya perhatian dari pemerintah kepada peternak babi di Sumut, khususnya baik dari sisi ketidaksesuaian antara harga pangan dan harga jual serta standarisasi harga.

Begitupun dengan tidak adanya penanganan terhadap wabah penyakit yang mulai menyebar. Ia berharap, pemerintah memperhatikan kesejahteraan para peternak babi yang menggantungkan mata pencaharian mereka dari beternak.

“Pemerintah juga maunya membuat kebijakan untuk menanggulangi wabah penyakit babi agar cepat selesai dan tidak tersebar ke daerah lainnya. Kiranya pemerintah lebih serius untuk menangani ini,” imbuhnya. (Bonni)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *