Video: Pasokan Air Kota Soe TTS Ditutup Warga

IMG-20240310-164257

Timor Tengah Selatan, TRIBRATA TV

Menyikapi pernyataan Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun yang akan membawa aksi penutupan pasokan air Kota Soe ke ranah hukum dinilai tokoh perempuan, Aleta Baun bukan tindakan bijak seorang pemimpin.

IMG-20240227-124711

“Seorang pemimpin yang bijak itu harus duduk bersama masyarakat untuk mencari solusi, bukan mempolisikan masyarakat,” katanya, Rabu (13/10/2021).

Aksi warga Desa Bonle’u Kecamatan Bono Kabupaten TTS Provinsi NTT ini merupakan bentuk protes atas tidak ditepatinya janji Pemda dan DPRD TTS untuk membangun jalan di desa mereka.

Hal ini sesuai kesepakatan bersama saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) tertanggal 10 Juni 2021 dengan nomor surat 7/DPRD/2021.

“membawa kasus ini ke ranah hukum menunjukan Bupati bukan pemimpin yang bijak. Dan mungkin ini baru pertama kali di Indonesia, Bupati TTS polisikan masyarakat,”kata tokoh perempuan Aleta Baun.

Seorang pemimpin atau seorang bupati merupakan seorang bapak bagi seluruh masyarakat Kabupaten TTS termasuk Desa Bonle’u. Namun, sangat memalukan ketika anak-anak dari bapak menagih janji yang tertuang dalam surat kesepakatan tetapi seorang bapak tidak melayani selain mempolisikan masyarakat.

Tindakan seorang bupati untuk mempolisikan rakyatnya sendiri itu sangat memalukan. Jika pemimpin itu bijak, maka akan melihat kembali surat kesepakatan yang ditandatangani itu.

“Bupati sendiri yang buat janji dan tanda tangan janji itu. Namun, ingkar janjinya sendiri dan masyarakat melakukan aksi, malah polisikan rakyat. Yang janji itu siapa,”Kata Aleta.

Mei dari amaf Liem-Baun, Olla-Anone, Jhoni Babu mengatakan masyarakat sangat kecewa dengan sikap Pemda dan DPRD TTS. Sebab, janji yang tertuang dalam surat kesepakatan itu tidak dijalani, apa lagi kalau janji lisan.

Oleh karena itu, masyarakat adat Desa Bonle’u telah sepakat untuk melepas air dari aliran pipa menuju Kota Soe, karena janji tidak ditepati.

“Kami merasa kami ditipu. Janji yang tertuang dalam surat dan ditandatangani bersama saja tidak jalani apa lagi kalau janji lisan, pasti kami hanya ditipu terus,” tandas mereka.

Hal yang sama dikatakan Soleman Fallo, aksi masyarakat itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap janji yang tidak ditepati.

Menurutnya, karena janji tertulis yang ditandatangani bersama namun tidak dijalani sehingga masyarakat lepas air dari pipa menuju Kota Soe, sampai kapan pemerintah kerja jalan baru dilepas kembali ke Kota Soe.

“Kalau tahun depan baru kerja, maka tahun depan juga baru kami lepas air kembali ke Soe,” tegasnya. (Yor Tefa)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *