Asahan, TRIBRATA TV
Sumairah, biasa disapa Nek Ira, penderita kanker usus, mengaku selama 2 tahun terakhir tidak pernah mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Asahan.
“Gak ada (bantuan) bang. Ya selama ini pakai BPJS sisanya uang sendiri. Dari Pemerintah Asahan maupun pihak desa gak ada,” aku Dewi, putri keempat Nek Ira pada wartawan, di rumahnya, Dusun VI Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu, Rabu (21/8/2019) siang.
Didampingi ayahnya, Kek Darso, sekaligus suami tercinta Nek Ira, Dewi menceritakan, selama ini, keluarganya terkendala persoalan dana untuk membawa berobat ibu tercintanya itu.
“Yang menjadi masalah kami bang, ya soal biaya untuk mendampingi ibu kami pas dibawa berobat. Jadi karena ketiadaan dana itu makanya sekarang kami mengandalkan obat herbal untuk mamak. Padahal kata dokter, mamak bisa sembuh kalau dikemoterapi,” ungkap Dewi.
Untuk itu, Dewi berharap ada pihak yang membantu meringankan masalah itu. “Bapak sejak mamak sakit gak kerja lagi. Kami 8 bersaudara bang. Ya harapannya ada yang bantu dana untuk kami membawa dan ngawani mamak berobat bang,” akhir Dewi diamini Nek Ira yang berada di sampingnya.
“Ya sebelum ibu ini viral di medsos, gak pernah ada pihak yang datang ngasih bantuan,” aku Anwar Siregar, pria yang mengaku pertama kali memviralkan keadaan Nek Ira ke media sosial Facebook.
“Awalnya tahun 2017 lalu. Saat itu istri saya ini kalau BAB, keluar darah. Trus kami bawa ke Puskesmas. Udah mondar-mandir keluar masuk rumah sakit. Sekarang kalau mau BAB melalui perut, kemaren baru dioperasi, lupa saya bulan berapa,” timpal Kek Darso.
“Bingung juga saya. Kenapa keadaan ibu ini bisa tidak terpantau pihak pemerintah setempat maupun Pemkab Asahan. Apalagi setahu saya ada terbentuk Forum Kabupaten Sehat, yang dibentuk oleh pihak Pemkab. Apa aja kerja orang itu, apa harus menunggu ada laporan baru kerja,” celetuk Sudirman Marpaung, wartawan media cetak terbitan Medan menanggapi hal di atas. (Gon)
