Gaduh “Amplop Kiai”, Suharso Monoarfa: Saya Minta Maaf

IMG-20240310-164257

Bogor, TRIBRATA TV

Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa meminta maaf atas kegaduhan “amplop kiai”. Hal ini disampaikannya didepan kader Partai PPP saat memberikan sambutan pada Sekolah Politik PPP di Bogor, Jumat (19/8/2022).

IMG-20240227-124711

Ia menyesalkan ada pihak yang sengaja memotong pidatonya, sehingga menyebabkan pernyataannya menjadi diluar konteks dan membentuk opini serta menimbulkan kegaduhan.

“Sambutan saya itu tidaklah berdiri sendiri, melainkan merespon atas apa yang disampaikan Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron yang waktu itu saya panggil dengan sebutan Kiai, mengapa? agar sambutan saya secara esensial berkesinambungan dengan yang disampaikan beliau dan saya berusaha menyambungkan dengan yang dipersentasikan oleh Deputi Pendidikan dan Peran Masyarakat Wawan Wardian,” kata Suharso.

Pernyataan yang beredar itu merupakan responnya terhadap sambutan yang disampaikan oleh Nurul Ghufron, yang mengingatkan bahwa seseorang mengikratkan diri untuk berjuang dengan partai harusnya ingat bahwa posisinya adalah seorang abdun dan khalifah yang kelak harus mempertanggungjawabkan perbuatannya kepada Allah SWT di yaumul akhir.

Sedangkan Wawan Warian menguraikan, pentingnya edukasi anti korupsi dengan tujuan menumbuh kembangkan budaya anti korupsi agar masyarakat tidak lagi membenarkan hal yang biasa, kecuali itu benar. Melainkan membiasakan hal-hal yang benar, jadi bukan membenarkan hal-hal biasa melainkan membiasakan hal-hal yang benar.

Suharso ingin mengulangi dan menggaris bawahi bahwa pesan yang disampaikan itu penting, ia sungguh tergugah oleh himbauan KPK agar para peserta yang mengikuti PCB dapat meneladani pesan yang disampaikan tersebut.

“Saya sungguh tergugah oleh himbauan KPK agar kita tau diri dan saya memulai sambutan dengan sedikit merefleksi atas apa yang saya alami sebagai sebuah ilustrasi. Sama sekali tidak ada maksud untuk menyalahkan siapapun saya hanya mengilustrisasikan,” ucap Suharso.

Pada saat pidato, ia sedikit terbawa emosi untuk mencoba tau diri. Menurutnya ilustrasi yang disampaikan tersebut merupakan kekhilafan dan tidak pantas untuk diungkapkan di depan publik.

“Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan, mestinya ada ilustrasi atau cara lain bukan mengungkapkan ilustrasi yang justru mengundang penafsiran yang keliru apalagi dipotong – potong,” kata Suharso.

“Kekeliruan terhadap pemahaman yang saya sampaikan di KPK kemarin, anggap saja saya yang awam ini salah mengambil contoh untuk diilustrasikan, karena itu lebih mudah daripada menyimpulkan kesalahpahaman yang berkepanjangan. Saya mengaku itu sebuah kesalahan, saya memohon maaf dan meminta untuk dibukanan pintu maaf seluas-luasnya,” ucap Suharso. (edrin/r)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *