IMG-20240409-WA0045

Hanya Konsumsi Vitamin 14 Positif Covid – 19 Sembuh di Batu Bara, Yang Mahal ? Begini Penjelasan Jubir GTPP

IMG-20240409-WA0076

Batu Bara, TRIBRATA TV

Proses penyembuhan warga yang positif covid-19 tidak membutuhkan biaya besar, apalagi kalau yang terpapar positif hanya melakukan isolasi mandiri.

IMG-20240227-124711

Demikian disampaikan Juru Bicara
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Batu Bara dr. Wahid Khusyairi pada press releasenya di Sekretariat GTPP Covid-19 Batu Bara di Lima Puluh, Jumat (17/7/2020) petang.

“Mereka hanya diberi vitamin saja dan sembuh”, jelas Jubir Covid.

Selain itu tim juga memberikan bantuan sembako bagi korban, sehingga korban tidak harus keluar rumah untuk keperluan hidupnya, sambung Wahid.

Ketika wartawan menanyakan, yang besar biaya apa? “perlengkapan APD peralatan medis di rumah sakit”,urai Wahid dengan disambut anggukan wartawan sambil menggeleng kepala.

Jubir Covid tidak bisa menjelaskan secara rinci pengeluaran untuk pembiayaan penanggulangan covid. “Saya tidak ingat soalnya semua OPD membuat anggaran jadi saya lupa”,jawab Wahid saat ditanya wartawan.

Sejak ditemukannya kasus positif Covid-19 di Kabupaten Batu Bara pertengahan Juni lalu hingga 17 Juli 2020 telah ditemukan 32 kasus reaktif positif Covid-19.

Dari 32 kasus Covid-19 yang ditemukan terkonsentrasi di 2 kecamatan yakni Kecamatan Medang Deras dan Kecamatan Sei Suka yang letaknya berdampingan. Dari kedua kecamatan tersebut Kecamatan Sei Suka merupakan daerah yang paling banyak ditemukan kasus positif Covid-19.

Melihat kondisi tersebut, kedua daerah diatas masuk zona merah karena sudah melebihi 6 kasus positif Covid-19.

Diterangkan dr. Wahid, para warga yang positif Covid-19 ada yang menjalani isolasi mandiri dirumahnya. Ada pula yang menjalani isolasi di rumah sakit di Medan. Namun seorang yang dinyatakan positif Covid-19 saat ini menjalani pèrawatan di RSUD Batu Bara.

“Fasiltas RSUD Batu Bara sudah memadai untuk menangani pasien Covid-19”, ucap dr. Wahid.

Sebagaimana diketahui sejak Pemkab Batu Bara mulai menangani Covid-19 pada 16 Maret hingga 14 Juni, status Kabupaten Batu Bara masih zona hijau. Namun saat mulai dicanangkan new normal ditemui satu kasus positif Covid-19.

“Itupun kasus import karena warga tersebut bekerja di Medan”, terang Kadis Kesehatan Batu Bara itu.

Dipaparkan dr. Wahid, hingga saat ini secara akumulatif terdapat 32 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Batu Bara. Dari jumlah tersebut telah sembuh sebanyak 14 orang.

“Hari ini kita akan terbitkan surat keterangan terhadap 14 orang yang telah sembuh tersebut. Dengan demikian kasus positif Covid-19 tinggal 18 orang”, imbuhnya.

Terkait masih merebaknya penyebaran Covid-19 di Kabupaten Batu Bara, dr. Wahid mengingatkan masyarakat tidak menganggap enteng atau menganggap Covid-19 tidak ada.

Dikatakan demikian karena menurut dr. Wahid sebanyak 70% dari kasus pasien Covid-19 di Kabupaten Batu Bara adalah Orang Tanpa Gejala (OTG), 30 % dari perjalanan keluar. Mereka ini umumnya pelaku perjalanan yang baru ketahuan positif saat periksa kesehatan sebagai syarat kembali ke tempat kerjanya di luar daerah.

“Ini tidak berbahaya karena mereka memiliki riwayat kesehatan yang baik. Tapi bila bertemu dengan keluarga atau orang yang kondisi tubuhnya lemah atau sakit, besar kemungkinan akan tertular”, jelasnya.

Guna mencegah penyebaran Covid-19, dr. Wahid harapkan masyarakat melaksanakan 3 M. Menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.

“Tanpa kita sadari bisa aja disuatu tempat ada virus corona. Kita tetap berusaha memutus mata rantainya”, terang dr. Wahid.

Dari 32 kasus 0 % berdiri sendiri, terbesar tertular dari OTG, import dari luar daerah, ada yang kerja di luar Batu Bara, dan sering lakukan perjalanan di daerah pandemi covid – 19, pungkas Wahid Kusyairi. (Plk)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *