Ngaku Tak Makan 2 Hari, Alasan Eko Nekat Curi Stabilizer Mesjid Raya Kisaran

IMG-20240409-WA0076

Asahan, TRIBRATA TV
Mengaku kehabisan uang dan tidak makan selama dua hari, Eko Syahputra gelap mata hingga nekat mencuri stabilizer Mesjid Raya Jalan Imam Bonjol Kisaran, Minggu (14/7/2019) malam lalu. Naas, belum lagi hasil curian terjual, lajang berusia 21 tahun warga Bagan Batu Simpang Kanan Provinsi Riau itu keburu diringkus polisi dari Polsek Kota Kisaran, Senin (15/7/2019) malam.

“Tersangka kita ringkus usai melihat rekaman CCTV dan keterangan pengurus Mesjid. Pengakuan tersangka sementara ini, dia main sendiri,” ujar Kapolsek Kota Kisaran Iptu Edy Siswoyo didampingi Kanit Reskrim Ipda Arbin Rambe SH, Selasa (16/7/2019) sekira pukul 16.20 WIB, di ruangannya.

IMG-20240227-124711

Ditanyai wartawan, Eko mengaku nekat mencuri di Mesjid Raya Kisaran karena tidak mengetahui seluk beluk Kota Kisaran. “Aku dah lapar kali bang, dua hari gak makan. Aku gak tau kemana mau nyuri bang, gak tau kota Kisaran. Selama ini aku tinggal di warnet gak jauh dari Mesjid Raya, dah sebulan ini bang,” aku Eko di awal.

Dikisahkan Eko, dirinya sampai hingga terdampar di Kota Kisaran karena ingin berangkat ke Malaysia sebagai TKI.

“Awalnya aku mau jumpai bang Hendri, orang (Kecamatan) Lima Puluh (Kabupaten Batubara), mau Ke Malaysia. Tapi sampe Kisaran aku maen-maen ke Kota, pigi ke Warnet. Di warnet kuchat dia (Hendri). Tapi bang Hendri ngaku udah di Malaysia, aku disuruhnya nunggu di Kisaran,” kilah Eko mengisahkan.

Lanjut pria yang mengaku sebagai buruh dodos Sawit di kampungnya ini, selama menunggu kepulangan Hendri dari Malaysia, uang saku pemberian bibinya, senilai Rp 700 ribu sudah habis terpakai.

Tak hilang akal karna kehabisan uang, Eko lantas mengajak seorang kenalannya di Warnet, bernama Fadli pergi ke rumah keluarganya, di Aek Ledong, berboncengan tiga mengendarai sepeda motor milik Fadli.

“Sampe Ledong orang Fadli pulang duluan. Trus aku nyusul naik kretaku, Vixion. Sampe Kisaran kusuruh si Fadli jualkan kretaku, 5 juta. Tapi kata si Fadli gak laku segitu, karena STNKnya palsu. Ada yang mau beli, tapi 2,5 juta. Kuiyakan bang, karena dah terpaksa kali,” akunya lagi.

Sialnya, meski sepeda motornya laku terjual seharga Rp 2,5 juta, namun dirinya mengaku baru menerima uang senilai Rp 50 ribu dari Fadli.

“Kata si Fadli pegang dulu 50 untuk makan. Karena yang beli lagi maen judi online. Tapi kutunggu-tunggu, tak dikasih juga sisa uang keretaku, si Fadlipun lari. Jadi aku terkatung-katung di sini bang. Akupun tak tau mau jual ke mana (stabilizer), dah keburu ditangkap. Mau pulang kampung udah malu bang,” dalih Yatim Piatu ini sembari menunduk usai pemeriksaan penyidik Polsek Kota Kisaran pada wartawan. (Gon)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *