Forum Aktifis 98: BEM UI Hanya Cari Sensasi

IMG-20240310-164257

Medan, TRIBRATA TV

Kordinator Forum Aktifis 98 Sumut Muhammad Ikhyar Velayati mengatakan, kritikan
BEM UI dengan menyebut Presiden Jokowi sebagai ‘The King of Lip Service’ hanya sekedar cari sensasi serta tidak perlu direspon secara berlebihan.

IMG-20240227-124711

“Kritik BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai “The King Of Lip Service” tidak berbasis data dan fakta. Mereka hanya cari sensasi dan panggung politik semata, jadi tidak perlu direspon secara berlebihan”, ujar Ikhyar di Medan, Selasa (29/6/2021).

Ikhyar menjelaskan semua yang dikatakan oleh BEM UI tentang Jokowi dibantah oleh fakta yang ada.

“Adek adek mahasiswa lupa, atau mereka tidak tahu bahwa sàlah satu presiden yang pernah menjumpai rakyatnya yang berdemo adalah Jokowi, hal ini terjadi tahun 2016 ketika para petani tergusur dari sawahnya untuk pembuatan pabrik semen. Jadi pernyataan elit BEM UI menyatakan Presiden Jokowi tidak pernah menemui pendemo itu hoax,” sindirnya.

Hal yang sama juga terjadi dalam isu revisi UU ITE, Jokowi dalam berbagai kesempatan menunjukkan komitmennya, saat ini pemerintah sudah membentuk dua tim pengkaji UU ITE, kajian penerapan serta kajian revisinya. Setelah mendengar berbagai masukan dari masyarakat baru dibahas di DPR dan disahkan, jadi ada progres kerja yg di lakukan dalam revisi UU ITE tersebut, para mahasiswa tersebut harus belajar lagi bahwa proses pembuatan UU atau revisi tidak bisa langsung jadi, apalagi selesai 1 hari dengan mengucapkan sim salabim”, ujarnya.

Begitu juga dengan isu pelemahan KPK, Jokowi tidak pernah intervensi terhadap kebijakan dan keputusan lembaga KPK, ia tegak lurus dan taat aturan hukum, BEM UI harus tahu bahwa TES wawasan kebangsaan (TWK) dinyatakan sah dan konstitusional untuk diberikan pada pengujian calon Aparatur Sipil Negara (ASN). Hal ini diputuskan Mahkamah Agung yang dituangkan dalam Putusan Nomor 2 P/HUM/2020. Termasuk soal standar nilai yang lulus dan tidak lulus, jelasnya.

Ikhyar mengingatkan semua pihak khususnya mahasiswa, saat ini yang dibutuhkan adalah persatuan dan gotong royong untuk menghentikan pandemi covid 19 dan pemulihan ekonomi.

“Rakyat itu mengharapkan semua elemen bangsa, termasuk mahasiswa bersatu dan bergotong royong untuk menghentikan pandemi covid 19 serta pemulihan ekonomi nasional, hentikan kegaduhan serta kegenitan yang tidak perlu, tuturnya. (Edrin/r)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *