Medan, TRIBRATA TV
Kenaikan harga pakan ayam yang melambung saat ini sangat mempengaruhi hasil produksi telor ayam maupun pedaging. Seperti yang dialami peternak ayam Kampong Mardi yang berada di Jalan Kapten Rahmad Budin Gang Sulamudin Kecamatan Medan Marelan Kota Medan, Sumatera Utara.
Riadi (44) yang kesehariannya menggeluti usaha budidaya ayam Kampong Mardi ini memaparkan suka dukanya dalam beternak ayam saat harga pakan terus menerus mengalami kenaikan.
“Pusinglah bang, harga pakan naik terus, kita siasati dengan pakan alternatif hasilnya gak maksimal, produksi telor menurun drastis, mau sampai kapan pakan mengalami kenaikan?,” ucapnya, Jumat (26/05/2023) sekira pukul 09.00 WIB.
“Kalau di farm kita ini bang, kita ambil telornya lalu kita tetaskan didalam inkubator, setelah menetaskan hasilnya diambil Mitra dan sisanya kita jual kepada konsumen yang sudah biasa membeli langsung ke farm kita, ” tambahnya.
Harga pakan ternak satu sak konsentratnya mencapai Rp420 ribuan, harga itu jauh di atas harga normalnya yang mencapai Rp390 ribu per sak konsentratnya, berdampak kepada harga jual telur naik di pasar tradisional di Medan.
Kenaikan harga pakan ternak terjadi sudah hampir sebulan ini,mengakibatkan banyak peternak ayam petelur dan pedaging harus memuter otak,agar peliharaannya tercukupi dengan nutrisi tambahan. Untuk ayam khusus pedaging dan petelur tetap berproduksi,meski tidak maksimal.
Imbas kenaikan harga pakan ternak terus naik bertahap ini,mengakibatkan harga telur ayam ukuran jumbo mengalami kenaikan menjadi Rp65 ribu per papan, juga akan berdampak kepada para pedagang sepi pembeli hingga ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang mengunakan bahan baku telur dan pedaging.
Para peternak ayam berharap harga pakan ternak bisa turun, agar tak mengakibatkan kian banyaknya peternak ayam khusus pedaging dan petelur yang terancam gulung tikar dan harga tetap stabil. (P.Sitorus)