Orang Tua Siswa Sekolah Methodist-An Pancur Batu Perlu Dukungan Semua Pihak

IMG-20240310-164257

Medan, TRIBRATA TV

Perjalanan panjang dan perjuangan para orang tua siswa-siswi sekolah Methodist-An Pancur Batu, Deli Sermasih belum berhenti. Mereka masih gigih, kerja keras, dan penuh semangat hingga tuntutannya dapat dipenuhi pihak yayasan.

IMG-20240227-124711

Ihwal perjuangan panjang orang tua siswa-siswi bukan tanpa alasan, sebab saat ini Indonesia bahkan dunia sedang dilanda musibah wabah penyakit pandemi virus corona (covid-19. Dampak dari musibah ini sangat dirasakan oleh orang tua siswa-siswi yang membuat perekonomian mereka turut berdampak bahkan hingga meradang akibat pandemi covid 19.

Karena itu orang tua siswa-siswi bekerja keras memperjuangkan aspirasi mereka kepada pihak sekolah Methodist-An yang bernaung dibawah sebuah Yayasan Perguruan Gereja Methodist Indonesia Antiokhia Pancur Batu (YPGMIA).

Menurut pengakuan orang tua siswa-siswi, sekali-kali tidak pernah mereka menyalahkan institusi atau lembaga dalam hal ini sekolah dan yayasannya. Namun yang disesalkan beberapa orang tua siswa-siswi adalah para oknum pengurus Yayasan mereka ‘tuding tidak punya hati nurani’, bahkan cenderung otoriter dalam mengambil keputusan”. Sementara tanpa disadari bahwa peranan orang tua siswa-siswi sangatlah penting dilibatkan setiap mengambil kepeutusan di sekolah.

Ditambahkan orang tua siswa-siswi sebelum adanya wabah penyakit seperti covid-19, para orang tua siswa-siswi tidak pernah menuntut apa-apa dan apapun yang menjadi keputusan senantiasa diikuti dan dijalankan semua orang tua.

“Kami hanya menuntut keringanan selama covid-19 ini melanda kita, karena selama ini orang tua tidak pernah protes, minta keringinan biaya dan tidak pernah menuntut apa-apa,”ungkap MJ (35) kepada awak media

Menurutnya gara-gara covid-19 ini semua merasakan dampaknya, termasuk mereka.

Sebagaimana diketahui, Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 10:00 Wib, puluhan orang tua siswa/wi b mendatangi sekolah untuk menyampaikan tuntutan mereka.
Mereka diterima perwakilan Yayasan Ibu Lily dan pengurus lainnya atau kepala Sekolah.

2 tuntutan yang paling mendasar yaitu pengurangan uang sekolah (SPP) dengan memberikan diskon 50 persen dan dibebaskannya uang semester tahun ajaran 2020.

Ada juga tuntutan lain yakni transparansi mengenai penggunaan dana BOS karena menurut para orang tua pihak Yayasan tidak terbuka bahkan tidak diketahui mereka penggunaan dana tersebut.

Sepekan kemudian tuntutan para orangtua ini tidak dipenuhi pihak Sekolah/Yayasan. Orang tua yang hadir dalam pertemuan sangat kecewa atas keputusan yang disampaikan.

Menurut orang tua siswa, yayasan tetap ngotot dan dan tidak bergeming atas tuntutan orang tua, “Mereka (yayasan red) tetap mengotot bahwasannya pengurangan itu paling besar 80 ribu untuk yang reguler,” ujar orang tua dengan nada kesal.

Perjuangan orang tua siswa-siswa masih berlanjut, disaat orang tua mendengar kabar akan ada kunjungan kerja (kunker) anggota DPRD Deli Serdang ke kantor Kecamatan Pancur Batu dan kabar tersebut benar adanya, Senin (11/5/2020). Komisi D DPRD Deli Serdang mengadakan kunjungan kerja (kunker) di Kecamatan Pancur Batu.

Dalam kunker tersebut turut dihadiri wakil Ketua DPRD Deli Serdang Amit Damanik serta Ketua Komisi D Tomas Darwin Sembiring dan Sekretaris Komisi D Saadah Lubis dan anggota Komisi D DPRD Deli Sedang Gambo Tarigan.

Agenda kunker tersebut Dewan juga menyoroti mengenai dunia pendidikan di daerah Kecamatan Pancur Batu. Tampak jelas Sekretaris Komisi D Saadah Lubis yang juga mantan Kepala Dinas Pendidikan Deli Serdang mencecar beberapa pertanyaan kepada Koodinator Wilayah Kecamatan (Korwilcam) Dinas Pendidikan Sadarta Sembiring.

“Apakah Ibu tau orangtua murid berunjuk rasa beberapa waktu lalu?”kritiknya.

“Tidak ibu dewan,”sahutnya Korwil. “Jangan hanya baca berita luar negeri Ibu Korwil, sesekali berita daerahlah baca,” katanya berseloroh kepada korwilcam.

“Nanti agar didengarkan aspirasi orang tua siswa-siswi itu terkait biaya iuran di salah satu sekolah yang diminta keringanan akibat dampak Covid-19 ini agar difasilitasi dan dijembatani ke pihak yayasan agar ada titik temu kedua belah pihak,” tegasnya

Dalam kesempatan itu, orang tua siswa-siswi menyampaikan keluh kesah mereka kepada korwilcam agar menjembatani aspirasinya kepada pihak yayasan, orang tua siswa-siawi juga mengemukakan bahwa sudah dua kali rapat/diskusi digelar dengan yayasan, namun yayasan hingga kini belum bergeming dan belum mengabulkan tuntutan orangtua dan masih menemui berbagai hambatan.

Perwakilan orang tua yang mengatasnamakan Ikatan Orang Tua Yayasan Methodist Indonesia Anthokia Pancur Batu itu menaruh harapannya kepada Korwilcam Pendidikan Pancur Batu supaya mampu menjembatani dan mengadakan musyawarah dengan pihak yayasan agar diberikan keringanan biaya sekolah sesuai tuntutan orang tua.

Orang tua siswa-siswi juga menyerukan kepada Korwilcam “Mengapa setiap tahun naik terus iuran uang sekolah? Selama ini kenaikan uang sekolah terus yang dijelaskan, sekali-kali uang Dana BOS itulah dijelaskan kemana saja?” jelas mereka lantang.

Sejumlah orangtua siswa-siswi kecewa mengenai arahan dari pihak Yayasan yang mereka nilai mempersulit para orangtua untuk mendapatkan keringanan iuran uang sekolah. Orangtua juga menjelaskan, bahwa pihak yayasan meminta para orangtua murid untuk datang kembali ke yayasan dengan membawa surat miskin apabila menginginkan pemotongan 50 persen iuran sekolah. “Padahal kami hanya meminta keringanan saat Pandemi Covid-19 ini saja,” kata mereka

Disaat mendengarkan aspirasi orangtua, Korwilcam Pendidikan Pancur Batu Sadarta Sembiring memberi tanggapan, perihal anggaran dana BOS yang diterima pihak Yayasan Methodist mengatakan, itu merupakan hak penuh sekolah untuk penggunaan Dana BOS dan saya tidak mengetahui itu, dan Sadarta Sembiring mengatakan, sangat disayangkan pihak orangtua murid tak mngenal saya. “Namun kedepan jika ada masalah datangi saja kantor saya, saya siap menerima aspirasi para orang tua murid,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu Korwilcam Pancur Batu mengakui dan meminta maaf atas ketidaktahuannya tentang aksi para orangtua murid beberapa waktu yang lalu. “Saya atas nama Korwilcam Pendidikan Pancur Batu akan mendatangi pihak yayasan yaitu Pak Wong selaku pimpinan yayasan, agar mendapatkan titik terang,” urainya kepada orang tua.

Selanjutnya keterangan dari Anggota Komisi D DPRD Deliserdang Saadah Lubis bahwa Yayasan Methodist-An Pancur Batu dapat kucuran Dana BOS berjumlah 197 juta dalam setahun.

Dalam seruan lainnya, orang tua siswa-siswi juga meminta agar penegak hukum melalui Kejari Kabupaten Deliserdang mengaudit penggunaan Dana BOS yang masuk ke Yayasan Methodist. “Pihak orangtua tidak pernah mengetahui Dana BOS secara transparan,” harapnya.

“Di sekeliling kantor yayasan itu tidak ada plang transparansinya, bahkan kami tanya juga pihak yayasan tak mau memberi tahu” tambah mereka.

Selanjutnya upaya perjuangan orang tua tidak berhenti disitu saja, didengar kabar sedang menyusun sebuah surat petisi untuk dilayangkan kepada Pimpinan DPRD Deli Serdang, dengan tujuan agar segera kembali menjembatani secara serius aspirasi orang tua siswa-siswi, dan bila diperlukan supaya DPRD Deli Serdang dapat memanggil pengurus yayasan sesuai dengan kewenangan DPRD. (Bonni T Manullang)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *