Diduga Marak Mobil Pengetap Solar di SPBU Baliase Luwu Utara

IMG-20240409-WA0076

Luwu Utara, TRIBRATA TV

Meski pemerintah dan Pertamina telah mengeluarkan imbauan tentang sistem pembelian dan penyaluran BBM bersubsidi, nyatanya masih saja ada para pelaku pembelian BBM bersubsidi yang berulang atau biasa disebut pengetap.

IMG-20240227-124711

Mereka menggunakan berbagai cara untuk membeli solar subsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), antara lain diduga dengan memodifikasi tangki bahan bakar.

Hal ini bisa dilihat di SPBU Nomor 74.91994 di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara, Sulsel tepatnya di SPBU Baliase.

Dari pengaduan para sopir yang mengantri kepada awak media, Kamis (17/5/2023) sejumlah mobil jenis Panther yang berbahan bakar solar tampak lalu lalang bebas mengisi tanpa antri.

“Mereka bebas mengisi langsung, karena rata-rata tangkinya sudah dimodif disebelah kiri, jadi mereka mengisi disebelah kanan pompa, sedang kami antri di sebelah kiri” ungkap Fardi (samaran) sopir truk yang ikut antri.

Eka (43) salah satu sopir truk juga mengatakan hal yang sama. “Kami heran, darimana mereka dapatkan barcode, kenapa pihak Pertamina tidak memeriksa Barcode mereka, sedang kami hanya dibolehkan mengisi sekali saja tiap hari,” imbuhnya.

Menurut para sopir, tidak sulit untuk mengetahui apakah mobil tersebut pengetap atau bukan, salah satunya dengan melihat kondisi kaca mobil yang menggunakan stiker hitam pekat, sehingga dari luar tidak bisa tembus melihat ke dalam mobil.

Bahkan bisa dilihat juga dari aktivitas mobil yang bebas bolak balik mengisi BBM jenis solar di SPBU, seperti yang tertangkap kamera salah satu sopir pada Rabu (17/5/2023) sekira pukul 11.00 WITA. Satu unit mobil Isuzu Panther warna biru dengan Plat nomor DD 1879 OR terpantau bebas keluar masuk mengisi Solar subsidi ke SPBU ini.

Tak hanya satu mobil, dari pengamatan media di lokasi bahkan sejumlah mobil diduga antre BBM solar subsidi bolak balik di SPBU ini.

TONTON VIDEONYA:

Hal senada disampaikan Riyan salah seorang sopir truk ekspedisi juga menyayangkan dengan banyaknya pengetap solar di SPBU.

Menurutnya selain antrean menambah panjang, mereka pengetap bisa sehari bolak balik isi solar subsidi, berbeda dengan truk ekspedisi perusahaan yang tidak bisa bolak balik karena tangki bahan bakarnya tidak mungkin di modifikasi.

“Makanya Solar disini cepat habis mas, apalagi di SPBU ini, belum selesai saya isi BBM solar mobil pengetap yang tadinya keluar tak lama eh datang lagi,” akunya.

Apa yang dikatakan para sopir ini hanya bermaksud adanya tindakan pengawasan dan penindakan tegas kepada para Pelangsir, tapi hingga saat ini tidak ada tindakan tegas dari petugas, kesannya hanya tangkap lepas, makanya sekarang malah dibiarkan.

“Harusnya ditindak, kasihan sopir-sopir truk ekspedisi mereka antre kadang berjam-jam baru dapat solar, kadang juga gak dapat karena habis,” kata Eka.

Fenomena ini membuktikan bahwa pihak Pertamina tidak berani memberikan sanksi tegas kepada SPBU yang terbukti melakukan pelanggaran, mulai dari teguran, penghentian pasokan BBM, hingga penutupan SPBU jika ada oknum SPBU yang terbukti bersalah, ujar salah satu warga yang minta jati dirinya tidak dipublis.

Sejumlah warga mengeluhkan adanya oknum yang menggunakan kesempatan untuk menimbun dan menjual kembali, meski kegiatan itu merupakan tindak pidana dan bisa ditindak oleh aparat penegak hukum. (mul)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *