Keluarga ini Butuh Bantuan, Ayah Ibu Lumpuh, Anak Keterbelakangan Mental, Hidup dari Tetangga

IMG-20240409-WA0076

Deli Serdang, TRIBRATA TV

Sungguh miris melihat kehidupan keluarga ini. Timbul (60) hanya bisa terbaring ditempat tidur karena lumpuh, sementara sang istri, Sufinah (58) selain mengalami kebutaan juga lumpuh. Bukan itu saja, anak mereka satu-satunya, menderita keterbelakangan mental.

IMG-20240227-124711

Untuk kehidupan sehari-hari, warga Gang Jambu Dusun VII Desa Limau Manis Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara ini dibantu jiran tetangga.

Seperti dikutip dari Majalah Jurnalis, Timbul yang sehari-hari dipanggil Wawak sedang tiduran saat disambang, Senin (4/5/2020). Saat itu putranya berdiri di depan rumah dengan memakai celana pendek tanpa baju. Tatapannya kosong namun seakan sedang bercerita.

Kain sarung yang dipakai Wawak sudah berubah warna menjadi kehitaman. Disekitar pembaringan botol minuman bekas dan sepiring nasi yang ditutupi piring plastik ataupun selembar karton.

Wawak sesekali mengibas-ngibaskan bilahan bambu yang diikat di ujungnya dengan plastik kresek untuk mengusir lalat yang hinggap di sisa makanan. Dari aromanya mulai tercium bau yang tidak sedap, mungkin makanan itu tak lama lagi basi.

Tak berselang lama, muncul seorang perempuan setengah baya. Ia Sukinem (66) kakak kandung istri Wawak, Sufinah. Perempuan itu menceritakan apa yang dialami keluarga adiknya.

Dengan mata berkaca-kaca Sukinem menceritakannya bagaimana adik iparnya tiba-tiba lumpuh. “Sekitar 3 tahun lalu ia terjatuh di kamar mandi, sejak saat itu ia lumpuh,” katanya lirih.

“Kata orang, asam urat. Saya juga nggak ngerti. Dulu pernah dibawakan ke rumah sakit dari pihak Klenteng (Budha Murni) tempat dia dulu bekerja, tapi belum ada perubahan juga,” katanya lagi.

Sukinem bercerita, anak adiknya hanya seorang, namun kuranf sehat. “Tapi syukurnya kalo kita ngomong dia masih tau, dialah yang selalu membuang air kecil bapaknya (yang tersimpan) di botol-botol itu ke kamar mandi. Kalo istrinya udah ada hampir 1 tahun ini nggak bisa ngelihat lagi dan kakinya pun nggak bisa dibuat jalan. Kalo ke mana-mana ya… ngesot. Gimanalah keadaan orang ini, prihatin sekali”, tambah Sukinem.

Ia mengatakan merekalah yang “menyuapi” keluarga ini. “Memang kami tinggal tak berjauhan, saya tinggal di Gang Manggis kebetulan disebelah gang ini. Setiap hari saya kesini untuk ngasih makan, kadang juga dari tetangga, semalam juga ada dari ibu-ibu yang ngasih beras, minyak mie instan sama telur. Alhamdulillah, Pak!,” ujarnya.

Para tetangga memang sering membantu keluarga Wawak. Misalnya, tetangga depan yang kebetulan bidan kadang memberi obat untuk Wawak. Demikian juga dari pihak pemerintahan desa.

“Biasanya ngasih sembako, ada beras, telur, minyak goreng, tapi kalo bantuan uang belum ada, Pak!,” katanya.

Menurutnya sejak Wawak mengalami lumpuh, kehidupan keluarga ini semakin parah, hanya mengharapkan belas kasihan dari orang-orang saja.

Sebenarnya Wawak ingin dirawat namun ia berharap perawatannya di rumah saja,bukan di rumah sakit. “Saya takut kalo di rumah sakit nggak ada yang menjaga saya. Kakak kandung saya tinggal 1 orang lagi, Pak! Tinggal di Bandar Labuhan Tanjung Morawa, tapi sejak saya sakit enggak pernah kemari lagi! Mungkin dia marah sama saya,” kata Wawak.

Sementara menurut Supriadi kepala lingkungam setempat, bantuan dari pemerintah ada juga yang dikasih. Demikian juga para tetangga sering kasih makanan.

“Saya semalam juga baru memandikan dan memangkas rambutnya. Kita warga disini juga saling peduli, sering juga saya ke rumah Pak Timbul, kadang liat-liat gimana kesehatannya ngobrol-ngobrol sama dia,” kata Supriadi.

Menurutnya rumah Wawak dulu dibangun pihak klenteng tempatnya bekerja. Tapi sekarang sudah tak layak lagi. “Mulai dibangun listriknya hanya 1 bola lampu saja, itupun aliran listriknya diambil dari rumah kakaknya yang tinggal dekat dengan mereka,” katanya. (red)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *