Berawal dari Saling Melihat, Tomi Tewas Bersimpah Darah

IMG-20240409-WA0076

Asahan, TRIBRATA TV

Berawal dari salah paham hingga terjadi cekcok mulut (keributan, red), Bardansyah Damanik, pria berusia sekitar 42 tahun, tewas usai berkelahi dengan 2 orang pelaku, yang masih dikenalnya, Senin (3/5/2021) malam, sekira pukul 21.00 WIB.

IMG-20240227-124711

Informasi diperoleh dari pihak Kepolisian, kejadian berawal saat korban, Tomi, begitu dirinya dikenal, bertemu dengan pelaku, berinisial MS (42) di sekitaran Simpang Bunut Kota Kisaran Barat. Saat itu, keduanya sempat ribut mulut dan saling mengeluarkan kata-kata makian.

Beberapa saat kemudian, pelaku MS bersama rekannya DS kembali ke lokasi mencari korban. Namun saat itu korban tidak ada.

Tak lama, keduanya mendapat informasi, bila korban telah mendatangi serta merusak warung tuak milik MS yang berada di sekitaran Perumahan Graha di Kelurahan Sei Renggas Kecamatan Pulo Bandring, tak jauh dari lokasi awal mereka bertemu.

Keduanya lantas mencari pelaku dan akhirnya merekapun bertemu hingga terjadi cekcok mulut yang berujung perkelahian. Dalam perkelahian itu, pelaku MS berhasil memukul korban menggunakan potongan kayu broti hingga membuat korban terjatuh.

“Korban sempat jatuh namun bangkit lagi. Nyabut pisau dari pinggang mau nikam MS, tapi disitu MS berhasil menangkis dan merebut pisau trus ditikamnya paha korban sebelah kiri. Udah kena tikam, korban lari. Datang kawannya bawa ke rumah sakit, tapi gak lama korban meninggal dunia,” ujar Kapolres Asahan melalui Kasubag Humas Iptu M Pakpahan pada wartawan.

“Motifnya karena salah paham. Saat ini korban akan kita bawa ke Rumah Sakit Polda Sumatera Utara untuk dilakukan autopsi,” ucap Kasat Reskrim AKP Ramadhani SH MH di Rumah Sakit HAMS Kisaran, sekira pukul 23.40 WIB.

Pantauan wartawan, saat korban hendak dibawa untuk keperluan autopsi, ayah dan ibu korban awalnya tidak setuju untuk dilakukan autopsi.

Bahkan ibu korban, sempat mengancam akan melakukan buka baju bila pihak kepolisian tetap bersikeras membawa korban untuk diautopsi.

“Telanjang aku kalau anakku diautopsi,” teriak Taing, ibu korban di depan ruang IGD RS HAMS Kisaran. “Mau dihukum mau tidak, aku gak mau anakku diautopsi,” timpal Burhan, ayah korban pada polisi.

Namun tak lama, usai adik korban, Pendi, datang ke ruang IGD, kedua orangtua korban akhirnya mengikhlaskan jasad anaknya untuk dibawa guna keperluan autopsi, sekira pukul 23.50 WIB.

Sementara itu, pada wartawan, MS mengaku kejadian tersebut berawal saat dirinya hendak mencari seseorang, bernama Zainal alias Ompong, di sekitaran KFC Simpang Bunut.

“Aku mau nyari si Zainal Ompong ke KFC. Dia ada sangkutan (hutang) sama istriku. Tapi si Zainal gak ada. Malah aku jumpa sama dia (korban), pas dia duduk di atas kreta. Ntah gitu kami bereng-berengan (saling melihat,red), langsung dimakinya aku, ya kumaki balek lah. Pisau dia itu, aku gak ada bawa,” aku MS. “Iya lae. Aku cuma membantu. Akupun sempat kena pukul pake broti sama dia (korban),” timpal DS, usai keduanya diamankan Polisi. (Gon)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *