Pengalaman Hidup Membuat Nikson Nababan Gigih Perjuangkan UNTARA

IMG-20240409-WA0076

Tapanuli Utara, TRIBRATA TV

Bupati Tapanuli Utara (Taput), Nikson Nababan menceritakan sedikit pengalaman hidupnya dalam meeting zoom bertema “Bincang Bersama Alumni STPMD Yogyakarta” di Sopo Rakyat Rumah Dinas Bupati Taput, Kamis (4/3/2021).

IMG-20240227-124711

Dalam acara yang dipandu Ade Chandra, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Kampus STPMD “APMD” Yogyakarta dengan peserta para alumni ini, Nikson juga menaruh harapan besar untuk meningkatkan pendidikan di Tapanuli.

Pahit getirnya hidup ketika menempuh pendidikan menempa saya menjadi pribadi yang kuat tetapi mudah tersentuh. Jangan ada kata menyerah meraih impianmu, demikian kata pembuka Nikson.

Ia mengaku akan sangat sedih ketika melihat rakyatnya sedih dan menangis. “Adek-adekku yang sekolah, hargai setiap tetes keringat orangtuamu, jangan menyerah dan kalah dengan tantangan, pasti cita citamu akan terwujud. Jadilah generasi kebanggaan Taput,” pintanya.

Dalam kesempatan itu, Nikson juga memaparkan bagaimana kondisi ekonomi yang sangat terbatas. Orangtuanya hanya seorang guru sambil bertani. Namun kondisi ini justru membuat pribadinya selama kuliah menjadi kuat, tahan lapar, dan kuat mental untuk menempuh apapun dalam meraih cita-cita.

“Ini menjadi pengalaman berharga bagi teman-teman dan adek-adek yang masih kuliah. Tidak ada kata menyerah di tengah tantangan yang ada. Perjuangan dengan sungguh-sungguh tidak pernah bohong,” tandas Bupati.

Bukan hanya ilmu dari kampus yang saya terapkan dalam pekerjaan saat ini sebagai pemimpin di Tapanuli Utara. Pahit getirnya hidup juga membentuk saya menjadi pribadi yang mudah tersentuh. Saya tidak ingin kesusahan yang saya alami, dialami juga anak-anak sekolah sekarang. Mereka harus lebih fokus belajar sehingga saya selalu upayakan anak-anak Taput yang berprestasi di pendidikannya mendapat beasiswa. Paling tidak bisa membantu uang makan atau uang kost, tandas Nikson yang belakangan ini gigih memperjuangkan berdirinya Universitas Tapanuli Raya (UNTARA).

ia juga menceritakan kehidupan keluarganya yang berlatar belakang petani. “Latar belakang saya di sektor pertanian, dimana saya bisa sekolah dari hasil pertanian, kerja keras orang tua saya untuk mengolah lahan dan menanam apapun demi anaknya sekolah membuat saya sangat memahami apa yang dihadapi petani, apa kendala dan apa solusinya,” katanya lagi.

Mayoritas masyarakat Taput adalah petani. Karenanya ia tetap berusaha memberikan solusi bagi petani, baik dari pengolahan lahan gratis dengan alsintan, pupuk gratis, bibit gratis dan lainnya. Sampai harga dipasaran juga harus dijaga hingga petani tidak merugi melalui pasar lelang.

“Saya akan sedih ketika rakyat saya sedih dan menangis sehingga saya harus turun langsung ke dusun-dusun yang sangat terpencil. Walaupun harus jalan kaki dan mengenai kendaraan roda dua, itu saya tempuh demi bertemu masyarakat di desa terpencil dan mendengar langsung keluhan dan isi hati mereka. Itu membuat saya bahagia,”ujar Bupati yang tak kenal lelah mengunjungi rakyatnya ini.

Jangan menyerah rakyatku, tetaplah sekolahkan anak-anak kita. Adek-adekku yang lagi sekolah juga, hargai setiap tetes keringat untuk menyekolahkanmu, raih cita citamu walau banyak kepahitan, pintanya.

Nikson mengakhiri paparannya dengan pernyataan betapa pentingnya pendidikan dan besarnya kecintaannya kepada masyarakat Taput. Ia mengatakan keinginan terbesarnya adalah membebaskan masyarakat Taput dari kemiskinan melalui berdirinya Universitas Tapanuli Raya.

Ia yakin kehadiran UNTARA akan memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan ekonomi Taput yang pesat, tercipta SDM dan generasi emas dan tetap berkarya di Taput. Seperti halnya Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan juga ilmu yang didapatkan dari STPMD sangat berharga bagi gaya kepemimpinannya yang pro rakyat. (Harapan sagala)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *