Susahnya Berurusan dengan Adira Finance

IMG-20240409-WA0076

Medan, TRIBRATA TV

Urusan di kantor leasing memang serba ribet plus repot kuadrat. Selain antrenya ngelong (dibaca ; panjang), pelayanan para petugasnya juga lamban, mirip keong jalan.

IMG-20240227-124711

Seperti Kamis (11/2/2021), semalam, di kantor Adira Finance Titi Kuning Jalan AH Nasution, Medan. Untuk mengurus surat kelengkapan sepeda motor NMAX kreditan saja, selesainya hampir 2 jam-an lebih.

Padahal, surat keterangan itu diperlukan untuk kepentingan membuat laporan ke polisi. Merasa dilonjan menunggu lama, muka seorang kostumer, Chairum Lubis, pun seketika berubah kusut.

Ketua Pewarta Polrestabes Medan itu, geram karena disuruh antre dari jam 10 pagi sampai matahari berada tepat di atas kepala.

Dimulai dari kacaunya sistem antrean, kostumer Adira itu sudah dibuat jengkel. Dari perangkat monitor otomatis, awalnya tertera pelanggan nomor B 004, sedang dilayani CS (costumer service) di counter 4.

Sementara Chairum, memegang tiket antre bernomor B 006. Dia mengira gilirannya sudah dekat. Hampir setengah jam lebih, baru giliran pelanggan B 005 dipanggil. Diminta menghadap petugas CS.

Ops, sebentar lagi giliran Chairum tiba. Tapi usai 15 menitan, bukan nomor antreannya yang dipanggil. Petugas CS malah menyebut antrean nomor B 004 lagi untuk menghadap.

Chairum protes. Tapi dilayar monitor yang ternyata dikutak-katik petugas CS, malah antrean nomor B 007 dipanggil dan muncul di layar monitor.

Chairum bangkit dan merapat ke meja CS. Pakai suara keras dan berat, dia pun melabrak petugas di counter 4 itu. Hmmm…barulah si petugas CS wanita itu melayani.

Sekjen JMSI Sumut meminta dibuatkan surat kelengkapan NMAX kreditannya. Setelah dijelaskan singkat untuk keperluan membuat laporan ke polisi, si petugas CS pun berkata, “Baik, pak! Untuk dibuatkan surat pengantar dari Adira Finance, bapak dikenai biaya administrasi Rp10 ribu dan wajib nyicil denda keterlambatan minimal Rp25 ribu.”

Chairum menepuk dahi. Dalam hati dia berujar, “Sudahlah NMAX saya dibegal, eh Adira malah tega bebani biaya administrasi dan denda, supaya dapat surat keterangan.”

Karena butuh, dan jumlahnya memang tak terlalu besar, Chairum menyanggupi. Meski mimiknya menggambarkan kedongkolan, ayah 4 anak itu melangkah menjauh dari meja CS.

Dia terpaksa harus ikut antrean lagi, sesuai perintah CS. Duduk di kursi besi bersama kostumer lain, sambil meremas tiket antre di tangannya bernomor C 006. Tiket ikut antre gelombang kedua itu adalah tiket pertama Chairum antre, namun dicoret menjadi C 006 (sebelumnya B 006).

Menunggu lagi hingga nyaris setengah jam, nomor antreannya pun dipanggil ke kounter kasir. Usai disodori kuitansi biaya administrasi dan tunggakan denda minimal, Chairum balik mendatangi meja CS.

Tangannya terlihat kembali menepuk dahi, tatkala CS berkata, “Bentar ya pak, saya print dulu berita acaranya,” sambil membawa kuitansi pembayaran. Menunggu lagi selama lebih kurang 15 menit, setelah CS menyerahkan semua kelengkapan data yang diminta, Chairum bergegas pergi.

Menyikapi kegeraman Chairum, Kacab Adira Finance Titi Kuning, Abi Mosley, menyebut, “itu sudah sesuai SOP Adira.”

Berkas copian yang didapat setelah kesal menunggu 2 jam an itu, diantaranya berisi fotocopy buku hitam NMAX warna abu-abu BK 5961 AIL. Kreta matic itu dirampas paksa 3 begal di Jalan Karya Bakti, Selasa (09/02/2021) saat adzan Maghrib, berkumandang.

Keponakan kandungnya, Pangeran Dewa (15) bersama rekannya Riski Lubis, yang mengendarai kreta matic itu. Dua pelajar itu ketakutan dan dipaksa menyerahkan kreta beserta handphone.

“Modusnya menuduh kami telah memukuli adik pelaku,”sebut Dewa di Polrestabes Medan. Laporan Chairum itu ditandai dengan diterbitkannya STPL/312/K/II/2021/SPKT Restabes Medan pada 11 Februari 2021. (Zak)

IMG-20240310-WA0073

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *