Toba, TRIBRATA TV
Sanjaya Hutagaol berhasil meraih kemenangan perdananya mengalahkan petarung Rizki asal Bandung dalam ajang pertarungan bebas MMA, di Jakarta, Sabtu (7/1/2023).
Putra Batak kelahiran Mejan Balige Kabupaten Toba tampil di kelas 56,7 kg.
Ibu Sanjaya, Suriva Siahaan mengaku gemetar menyaksikan pertama kali pertandingan anaknya dipertarungan nasional MMA.
“Saya kan takut melihat yang berantem. Puji Tuhanlah bisa menang ronde pertama KO. Semogalah kedepan dan pertandingan selanjutnya bisa menang lagi, tapi jangan lupa anak ku, tetap rendah hati dan andalkan Tuhan dalam setiap langkah,” ucap perempuan 56 tahun ini.
Sementara Holong Hutagaol, abang Sanjaya mengatakan sangat bangga dengan adiknya. “Saya memang yakin, adik saya ini badannya seperti petarung. Adekku ini memulai karir tahun 2019 merantau ke Jakarta. Basiknya memang beladiri Muaythai dan sudah beberapa kali meraih medali di Jakarta sebelum bertarung di MMA,” katanya.
Ia menilai dalam pertandingan itu, bntingan pertama adiknya begitu mantap, seperti membanting padi saat panen. Apalagi di ronde pertama dan langsung dipokik (kunci) leher lawan.
“Akhirnya kuncian leher dironde pertama bisa membuat lawan KO. Semogalah cita-citanya tercapai dan bisa mengharumkan nama keluarga terlebih Kabupaten Toba di kancah nasional dan internasional. Sukses lah adikku,jangan percuma kita Halak Batak,”ucap Holong.
Sanjaya Hutagaol merupakan petarung MMA dari Sasana Jalu Muaythai dan Beat Up Camp. Saat dihubungi via Wa, Sanjaya mengaku sangat senang bisa meraih kemenangan perdana dengan diawali bantingan ronde pertama.
“Saya memang mengincar moment membanting dan bermain kuncian. Ternyata dapat momentnya lae, sempat kuncian pertama tak dapat! kuncian kedua namanya “Rear naked choke” ke leher barulah saya dapat dan Rizki menyerah,” ucap pria 23 tahun ini.
Saya ingin menjadi petarung profesional dari Mejan Balige dan membawa harum Kabupaten Toba di kancah nasional dan semoga dilancarkan Tuhan ke tingkat internasional.
Pantauan Tim TRIBRATA TV onlin, kehidupan ekonomi Sanjaya Hutagaol yang sederhana menjadi cambukan baginya untuk merantau.
Anak kedua dari lima bersaudara yang tinggal di Dusun Mejani ini, terpencil jauh dari perkembangan Kota Balige. Ibunya hanya pedagang mie gomak dan ayahnya petani. Warga Mejan sangat antusias mendengar kemenangan Sanjaya. (Berlin Yebe)
